SUARA TRENGGALEK – Kabupaten Trenggalek bakal terdapat pabrik porang hasil investasi pemodal asing sebesar Rp 40 miliar.
Saat ini pemodal asing telah melirik Kabupaten Trenggalek menjadi sasaran investasi. Seperti dari Direct Foreign Investment (FDI) atau Penanaman Modal Asing (PMA) datang dari Tiongkok.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Trenggalek, Edi Santoso menyampaikan telah masuk investor di Trenggalek.
Saat ini ada investasi yang akan membangun pabrik porang dengan nilai investasi hingga Rp 40 miliar yang berada di Kelurahan Tamanan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.
Meskipun realisasi sementara, masih 50 persen, atau lebih kurang Rp 20 miliar, nilai investasi tersebut diprediksi akan terus berkembang seiring semakin besarnya produksi yang dijalankan.
“Kami juga tengah mengawal ketertarikan tiga investor asing yang tertarik menanamkan modalnya di Trenggalek,” ungkap Edi.
Selain porang, Edi mengatakan juga ada yang menunjukkan ketertarikannya yaitu investasi untuk pengelolaan sampah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Srabah, Kecamatan Bendungan,” kata Edi, Selasa (14/1/2025).
Terdapat dua investor asing yang berminat untuk investasi pengelolaan sampah ini, yang pertama yaitu dari Amerika Utara, lalu yang kedua dari Cina.
“Selain itu ada investor dalam negeri yang juga bersaing untuk investasi di sektor yang sama,” terangnya.
Saat ini menurut Edi, sudah ada proposal dari Amerika Utara, tonase sampah yang diolah cukup besar tidak hanya dari Trenggalek tapi juga dari kabupaten sekitarnya.
“Yaitu, Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo jadi nilainya cukup besar, bisa lebih dari Rp 1 triliun,” lanjutnya.
Menurutnya, pengelolaan sampah ini akan menghasilkan dua pilihan produk yang berbeda yaitu listrik dan briket.
Output dari pengelolaan sampah tersebut juga akan menjadi pertimbangan investor apakah cocok untuk berinvestasi di Trenggalek atau memilih daerah lain.
“Selain pengelolaan sampah, ada juga ketertarikan investor dari Cina untuk pembuatan pupuk organik,” jelasnya.
Namun demikian ketertarikan ini masih dalam tahap penjajakan sehingga Edi belum bisa menyebutkan secara pasti nilainya.
“Semuanya sudah menghubungi kita dan akan survei lapangan apakah kompatibel dengan bisnis yang akan mereka jalankan atau tidak,” tegasnya.
Dari berbagai ketertarikan tersebut, pendampingan hingga investasi tersebut terealisasi sangat penting. Untuk itu DPMPTSP berupaya mewujudkan iklim investasi yang ramah bagi pemilik modal.
Namun, saat ini pemkab terus benahi mulai dari regulasi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), hingga penyederhanaan perizinan.
“Kita juga terus berlomba dengan daerah lain hingga investor bisa melihat Trenggalek lah yang paling efisien memberikan layanan,” tandasnya. (*)