SUARA TRENGGALEK – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat kenaikan investasi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2024.
“Investasi kita masih on the track, pada tahun 2024 ada orang yang investasi 580 miliar. Dibanding tahun 2023 tahun ini mengalami kenaikan,” kata Kepala DPMPTSP Trenggalek Edi Santosa, Selasa (24/12/2014).
Edi juga menjelaskan jika ada kenaikan investasi sekitar 7 persen dibanding tahun sebelumnya, jadi ada selisih kenaikan 38 Miliar di tahun 2024 sedangkan pada tahun 2023 investasi tercatat 542 Miliar.
Menurutnya, peringkat investasi terbesar ada lima sektor. Pertama di sektor perdagangan, kemudian sektor industri, sektor pertanian umum, sektor pariwisata, dan sektor ESDM dalam artian SPBU [pom bensin].
“Kendala investasi ada beberapa, secara landscape mengarah kepada investasi hijau, berangkat kondisi existing trenggalek untuk dipacu pusat aglomerasi tidak mudah, seperti Surabaya sebagai ibu kota tidak mudah,” kata Edi.
Kemudian kendala lain, untuk lompatan menjadi kota industri belum bisa menjangkau. Seperti Gresik, Sidoarjo, Ngawi, Pasuruan, yang kelebihannya memiliki akses jalan tol yang dekat.
“Satupun kita tidak punya kawasan industri adalun level kawasan peruntukan industri masih sentra,” tandasnya.
Lebih lanjut, kran investasi di trenggalek bakal dibuka lebar untuk ekonomi hijau. Hal itu dipaparkan Edi, karena sudah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
“Investasi ini biasanya mengacu pada Perda Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM), saat ini masih proses menyusun,” tandasnya.