SUARA TRENGGALEK – Komitmen menjaga lingkungan dari ancaman terbesar yakni bisnis ekstraktif tambang emas di suarakan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan Syah Natanegara (Ipin-Syah).
“Saya menolak tambang emas di Trenggalek, bahkan upaya itu juga di tuangkan dalam visi-misi dia jika memimpin Trenggalek 2024-2029,” kata Gus Ipin biasa disapa.
Dijelaskannya, jika baca visi-misi kedepan secara eksplisit menyebutkan, pihaknya pro investasi yang tidak ekstraktif.
“Jadi kami melakukan pembatasan terhadap investasi ekstraktif [tambang emas],” ungkapnya.
Diterangkan juga, untuk investasi hilirisasi produk pertanian pihaknya membuka kran masuk bagi investor. Seperti yang sudah berjalan yaitu tempat pengolahan porang yang ada di Trenggalek.
“Tetapi kalau investasi hilirisasi dari produk pertanian kaya contoh investasi asing pertama kali saat ini sedang uji coba yaitu serapan porang [boleh masuk],” tegasnya.
Investasi terkait porang itu bisa masuk karena mampu mengangkat harga dan membawa dampak pada ekonomi petani. Karena, kata Mas Ipin harga porang sebelumnya juga mengalami penurunan drastis di Rp 2-3 ribu per kilogram.
“Kemarin tembus 12 ribu, dan dimana-mana stok sudah habis, jadi geliatnya ada lagi [perputaran pasar],” tandasnya.
Menambahkan, Trenggalek sedang berada ancaman bisnis ekstraktif tambang emas. Bisnis pertambangan itu disebut aktivis lingkungan bisa merusak ekologis dan Mochamad Nur Arifin waktu periode lalu juga ikut bersikap menolak kedatangan bisnis tambang emas tersebut.