SUARA TRENGGALEK – Penyakit gagal ginjal sudah banyak terjadi di kalangan anak-anak. Sehingga mengharuskan orang tua agar waspada dalam menjaga pola makannya.
Terhitung, sejak Januari 2024 ini, tercatat ada belasan pasien ginjal pada anak yang menjalani perawatan di RSUD dr Soedomo Trenggalek.
Bahkan, satu pasien anak diantaranya dinyatakan gagal ginjal akut pada anak yang telah melakukan pemasangan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
CAPD sendiri merupakan istilah alat yang dipasang untuk metode cuci darah yang dilakukan melalui rongga perut. Sedangkan lebih dari 10 pasien ginjal lainnya terjadi karena infeksi.
“Untuk satu pasien gagal ginjal akut itu memasang CAPD di RS dr Soetomo, tapi menjalani perawatan di RSUD dr Soedomo,” ungkap dokter spesialis anak RSUD dr. Soedomo Trenggalek, Riza Maulina.
Dimana pasien yang memasang CAPD tersebut adalah seorang anak laki-laki berusia sekitar 12 tahun. Sedangkan 10 pasien yang mengalami infeksi ginjal, umumnya datang dengan keluhan nyeri kepala, urine berwarna merah.
Serta beberapa di antaranya mengalami kejang akibat krisis hipertensi. Sebab gejala-gejala yang muncul pada anak-anak dengan masalah ginjal bisa sangat bervariasi.
“Kalau yang saya tangani, beberapa pasien mengalami bengkak pada bagian tubuh seperti wajah, tangan, dan kaki, yang merupakan tanda retensi cairan,” katanya.
Sedangkan, jika penurunan fungsi ginjal sudah terdeteksi sejak dini, pengobatan dapat dilakukan tanpa harus bergantung pada cuci darah.
“Infeksi ginjal, yang umumnya disebabkan oleh bakteri seperti streptokokus, bisa diatasi dengan pemberian antibiotik serta penanganan medis lainnya,” jelas Riza.
Ia juga menerangkan, pada kasus gagal ginjal akut atau kronis, intervensi cuci darah atau hemodialisis mungkin diperlukan.
Gejala lain yang perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna urine yang bisa menjadi gelap atau merah, serta produksi urine yang berkurang bahkan tidak keluar sama sekali.
“Karena itu, penting bagi orang tua untuk segera membawa anak yang menunjukkan gejala-gejala gangguan ginjal ke fasilitas medis,” ucapnya.
Hal itu disampaikan Riza agar penanganan bisa dilakukan dengan tepat waktu. Sebab penanganan dini sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih parah dan mencegah kebutuhan untuk tindakan lebih invasif seperti cuci darah.
Pastinya, dengan adanya penanganan yang tepat, banyak kasus ginjal pada anak yang dapat diatasi dengan baik tanpa perlu menjalani prosedur yang lebih intensif.
Jika anak menunjukan gejala penyakit ginjal dan segera membawanya untuk mendapatkan pertolongan medis, dan setelah diperiksa apabila fungsi ginjal sudah menunjukkan penurunan signifikan.
“Kami akan segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut,” lanjut wanita yang akrab disapa dr Icha tersebut.