KESEHATAN

RSUD dr. Soedomo Trenggalek Rawat 27 Pasien Demam Berdarah di Bulan Januari

×

RSUD dr. Soedomo Trenggalek Rawat 27 Pasien Demam Berdarah di Bulan Januari

Sebarkan artikel ini
Pasien anak-anak dengan gejala demam berdarah saat di rawat di RSUD dr. Soedomo Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Sebanyak 7 pasien Dengue Hemoragi Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjalani perawatan di RSUD dr. Soedomo Trenggalek.

Tercatat mulai tanggal 1-7 januari 2025, RSUD dr. Soedomo Trenggalek telah menerima sebanyak 27 pasien anak-anak. Usia pasien anak-anak itu mulai 6 bulan sampai 16 tahun.

“Kondisi saat pasien datang bervariasi, dengan usia mulai 6 bulan sampai 16 tahun,” ungkap Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Soedomo Trenggalek, dr. Dana Sumanti, Selasa (7/1/2024).

dr. Dana juga mengatakan ada 27 pasien yang dirawat di RSUD mulai tanggal 1 sampai 7 januari ini. Sedangkan saat ini masih ada 15 pasien yang dirawat, untuk yang dirawat demam berdarah ada 7 pasien.

Pasien yang datang 80 hingga 90 persen telah dinyatakan demam berdarah. Sedangkan kondisi pasien sendiri sangat bervariasi, pasien tinggal menunggu trombosit naik.

“Bervariasi, ada pasien hari pertama gejala dengan gejala demam berdarah yang sudah masuk, ada juga yang masuk di hari ke tiga gejala,” paparnya.

dr. Dana menjelaskan jika tentang demam berdarah yang paling mengkhawatirkan ada kondisi di hari kelima. Setelah melampaui hari kelima dipastikan telah melewati masa darurat.

Mengingat pasien dengan gejala demam berdarah perlu mendapat perhatian khusus, terutama pada hari kelima sejak awal sakit.

“Untuk wilayah sebaran kasus demam berdarah ini merata, menyebar di beberapa wilayah Trenggalek,” tuturnya.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa di wilayah Kecamatan Trenggalek menyebar di Kelurahan Ngantru dengan kasus terbanyak. Kemudian ada juga di Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Dongko.

Meski demikian, ia menyebut tren kasus mulai menurun, lonjakan tertinggi sempat terjadi pada minggu lalu.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pada awal Desember, terdapat 948 kasus, jauh meningkat dibandingkan 129 kasus pada periode yang sama tahun 2023.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinkes PPKB Trenggalek, dr. Sunarto, ia mangatakan bahwa fenomena ini berkaitan dengan siklus lima tahunan DBD.

“Selain faktor siklus, rendahnya efektivitas pemberantasan sarang nyamuk (PSN) turut menyumbang tingginya angka kasus,” jelasnya.

Berdasarkan data dariDinkes juga menunjukkan kelompok usia 15–44 tahun menjadi yang paling terdampak dengan kontribusi 49,05 persen dari total kasus.

Dengan kondisi kelompok di usia 5–14 tahun menyusul dengan 29,64 persen, sedangkan kasus pada bayi di bawah satu tahun hanya 1,48 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *