SUARA TRENGGALEK – Peternak di Trenggalek seperti sudah jatuh tertimpa tangga, bagaimana tidak, adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah mengkhawatirkan ditambah peternak harus merogoh kocek mandiri untuk melakukan vaksinasi.
“Hampir semua hewan ternak yang sembuh adalah yang sudah divaksin,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hariani Setiani.
Ririn juga menyampaikan, upaya itu merupakan kesadaran peternak untuk melakukan vaksin PMK, dan saat ini mulai tumbuh di tengah peternak sapi terutama peternak sapi perah.
“Vaksin PMK ini di dinas sedang nihil (kosong), tapi sudah banyak yang melaksanakan vaksinasi mandiri,” kata Ririn, Kamis (9/1/2025).
Ririn juga menyampaikan jika harga vaksin PMK bervariasi tergantung produknya. Harga setiap botolnya, Rp 450 ribu hingga Rp 650 ribu per botol yang bisa digunakan untuk 25 ekor.
“Harga tersebut belum ongkos kirim dan biaya pengemasan belum lagi untuk tenaga kesehatannya karena yang memvaksin harus medis vet dan paramedis vet,” lanjutnya.
Data terakhir sebanyak 739 ekor sapi sudah dilakukan vaksin, dari jumlah tersebut mayoritas adalah sapi perah.
“Untuk mengantisipasi agar PMK tidak semakin meluas, Dinas Peternakan terus melakukan edukasi, dan komunikasi kepada peternak salah satunya agar membatasi terlebih dahulu transaksi dan transportasi hewan,” pungkasnya
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada akhir Desember 2024, jumlah sapi yang terserang PMK berjumlah 79 ekor. Dari jumlah tersebut 3 ekor di antaranya mati dan 3 ekor sapi dipotong paksa.
Sedangkan pada bulan Januari tahun 2025, jumlah tersebut mengalami kenaikan yaitu sebanyak 156 ekor sapi terinfeksi PMK. Dari jumlah tersebut 7 ekor diantaranya mati dan 2 ekor dilakukan potong paksa.
Dengan kata lain 235 ekor sapi terinfeksi PMK, 10 ekor mati, dan 5 ekor dipotong paksa. Namun demikian, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek juga mencatat adanya sapi yang berhasil sembuh dari PMK yaitu sejumlah 24 ekor. (*)
