SUARA TRENGGALEK – Tiga ekor sapi mati dan satu lainnya terpaksa harus disembelih akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Trenggalek tahun 2024.
Serta sebanyak 79 sapi potong dari total 103 ekor di kandang dilaporkan terjangkit PMK. Wabah tersebut menjadi momok serius bagi para peternak.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek Ririn Hari Setiani.
Faktor Wabah Penyakit Mulut dan Kuku
Ririn melaporkan bahwa masih ada beberapa sapi yang masih sakit namun dijual oleh pemiliknya. Kondisi tersebut membuat penyebaran virus semakin cepat, terutama melalui lalulintas penjualan hewan ternak.
Menurutnya, faktor cuaca, kondisi sapi yang baru melahirkan, serta tingginya mobilitas penjualan ternak menjadi penyebab utama lonjakan kasus PMK.
“Kalau sudah ada satu ekor yang terjangkit, biasanya virus cepat menyebar ke kandang lain,” ungkapnya.
Ririn juga menjelaskan, apalgi sapi yang tampak sehat sebenarnya bisa membawa virus akibat kontak dengan ternak atau lingkungan yang terkontaminasi.
Wabah PKM Terjadi di Sejumlah Kecamatan
Berdasarkan data masuk, PMK dilaporkan merebak di beberapa kecamatan, termasuk Kecamatan Tugu, Gandusari, dan Pogalan. Gejala awal yang sering terlihat adalah sariawan, leleran di hidung, demam tinggi, hingga luka pada kaki.
“Meskipun bisa sembuh, sapi yang pernah terkena PMK biasanya sulit untuk bunting atau produksi susunya menurun,” jelas Ririn.
Untuk menekan penyebaran, Dinas Peternakan telah melakukan berbagai upaya seperti pemberian vitamin dan disinfektan secara gratis, serta edukasi kepada peternak. Namun, stok vaksin PMK saat ini telah habis.
“Kami berharap ada tambahan vaksin dari kementerian di tahun 2025. Sementara itu, kami menganjurkan peternak untuk mengkarantina sapi yang baru dibeli,” tuturnya.
Keberhasilan Mencegah Wabah PMK
Ririn juga menegaskan bahwa keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada ketelatenan peternak.
“Obat harus diberikan berulang kali. Kalau terus dirawat, kemungkinan sembuh sangat besar,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa penyebaran virus tidak hanya terjadi melalui hewan, tetapi juga manusia dan kendaraan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, pencegahan melalui sanitasi yang baik sangat penting untuk melindungi hewan ternak dari ancaman PMK.