KESEHATAN

Di Trenggalek 10 Sapi Mati Akibat Wabah PMK, Lalu Lintas Ternak dan Pasar Hewan Tak Ditutup

×

Di Trenggalek 10 Sapi Mati Akibat Wabah PMK, Lalu Lintas Ternak dan Pasar Hewan Tak Ditutup

Sebarkan artikel ini
Upaya pemberian vaksin kepada sapi untuk mencegah wabah PKM.

SUARA TRENGGALEK – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Trenggalek semakin menjadi, berdasarkan data dari Dinas Peternakan telah terdapat 10 ekor sapi mati karena PKM.

Tidak hanya itu, data Dinas Peternakan Trenggalek menunjukkan terdapat 235 ekor hewan terjangkit PMK, dengan sebaran wabah PKM ke sapi sangat mendominasi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Trenggalek Ririn Hari Setiani menyampaikan sapi masih mendominasi hewan yang terjangkit wabah PMK.

PMK sendiri merebak di Trenggalek sejak akhir Desember 2024. Bahkan pada akhir tahun kemarin mencatat 79 ekor sapi yang terjangkit.

“Kemudian hanya 15 Ekor yang sembuh, serta 3 ekor dipotong paksa, 5 ekor dijual, 3 ekor mati, dan 53 ekor masih menderita sakit,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan data di awal tahun 2025, dimana kasus PMK di Trenggalek menjadi 235 ekor, dengan 156 tambahan kasus baru. Dari total keseluruhan, 9 ekor berhasil sembuh, 2 ekor dipotong paksa, 6 ekor dijual, 7 ekor mati.

Juga 132 ekor lainnya masih dalam kondisi sakit. Total ternak yang berhasil sembuh hingga saat ini mencapai 24 ekor, sementara 185 ekor lainnya masih terinfeksi.

Meski demikian, wabah PMK yang semakin merebak di Trenggalek, masih belum mendapatkan perhatian khusus. Terbukti mobilitas jual beli hewan di pasar masih belum mendapat perhatian.

Menanggapi wabah PMK Kepala Diskomidag Trenggalek Saniran menyampaikan jika hingha saat ini belum ada kebijakan penutupan pasar hewan.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan dinas peternakan saat ini belum ada kebijakan penutupan pasar hewan,” tuturnya.

Alasan tersebut belum adanya penutupan pasar hewan disampaikan Saniran karena saat ini masih bisa melakukan edukasi kepada masyarakat yang memiliki ternak.

Antara lain melakukan desinfektan kemudian jika ada ternak terkena gejala dilakukan pengobatan, serta pembersihan lingkungan, juga memisahkan antar peternak, antara pedagang yang sehat dan bergejala. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *