SUARA TRENGGALEK – Warga Desa Senden Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek nampaknya sudah hilang kesabaran menanti proses perbaikan jalan di wilayahnya.
Hilangnya kesabaran warga dibuktikan dengan membuat tulisan dibanner sebagai bentuk protes dan di pasang dibeberapa titik jalan yang terlihat rusak parah, Senin (11/11/2024).
Disampaikan Ali Rosyid, warga Dusun Balang, jalan yang menghubungkan Kecamatan Kampak dan Watulimo ini belum pernah mendapat perbaikan signifikan sejak pertama kali dibangun.
“Seingat saya, jalan ini belum pernah disentuh untuk rehab sejak dibuat di Dusun Balang ini,” ujarnya kepada awak media.
Ditegaskannya, kerusakan jalan ini berdampak langsung pada aktivitas harian warga, termasuk akses pendidikan dimana merupakan jalan anak-anak untuk berangkat sekolah.
Ia berharap pemerintah segera merespons keluhan warga dan memperbaiki jalan agar masyarakat dapat menikmati haknya atas infrastruktur yang memadai.
“Jalan ini juga untuk akses anak sekolah, dan kami sering menerima keluhan karena jalan yang berlubang. Harapannya, pemerintah segera memperbaiki,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Senden, Sumarji, menyatakan bahwa protes ini merupakan respons atas keresahan warga terhadap kondisi jalan yang semakin memprihatinkan.
Ia menyebut bahwa pihak pemerintah desa (pemdes) telah dua kali mengajukan proposal perbaikan jalan ke Pemerintah Kabupaten Trenggalek, namun hingga kini belum ada tanggapan.
“Pemdes sudah dua kali membuat proposal. Namun, jika tidak ada anggaran dari Pemkab, kami tidak bisa berbuat banyak. Mudah-mudahan setelah ini ada perbaikan,” kata Sumarji.
Sebelumnya, warga dan pemdes berinisiatif melakukan perbaikan sementara melalui kerja bakti. Misalnya, menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga bergotong-royong menambal jalan, bahkan saat musim haji pun warga berinisiatif menambal jalan untuk kenyamanan bersama.
Protes ini diharapkan Sumarji dapat mengundang perhatian pemerintah daerah agar segera melakukan perbaikan jalan di Desa Senden, sehingga warga dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman tanpa terhambat kerusakan jalan yang tak kunjung diperbaiki.
Perlilu diketahui, bentuk protes warga pada banner-banner tersebut berisi tulisan sindiran yang menarik perhatian pengendara dan pemerintah setempat. Pantauan dari awak media, di lapangan terlihat puluhan banner terpasang dengan berbagai kalimat sindiran.
Beberapa di antaranya berbunyi, “Iki dalan uduk tegalan, mohon perhatiane bos” (Ini jalan bukan ladang, mohon perhatiannya, bos) dan “Hati-hati anda sedang memasuki jalan berlubang.”
Ada pula tulisan “Jalan ini sedang diperbaiki tapi bohong” serta “Selamat datang di obyek wisata jeglongan sewu.” Seluruh banner tersebut terbentang sepanjang 1,5 kilometer di jalan yang mengalami kerusakan.