SUARA TRENGGALEK – Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek melaporkan bahwa angka penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Trenggalek mulai menurun.
Pada tanggal 11 Januari hingga 20 Januari 2025, angka penularan PMK di Trenggalek mencapai 322 ekor. Sedangkan pada tanggal 21 Januari hingga 31 Januari 2025 penularan masih terjadi namun mulai berkurang yaitu 184 ekor.
“Banyak faktor yang membuat penularan mulai menurun, salah satunya mungkin karena vaksin PMK,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani, Selasa (11/2/2025).
Disampaikan Ririn, ketika hewan ternak menerima vaksin PMK, maka kekebalan tubuh hewan ternak tersebut akan meningkat sehingga memperbesar potensi untuk sembuh, selain itu proses penyembuhan juga lebih cepat dibandingkan yang tidak pernah menerima vaksin.
“Bahkan saat vaksinasi, juga kita berikan vitamin kepada pemilik ternak agar vitamin tersebut diberikan kepada hewan ternaknya masing-masing,” lanjutnya.
Dijelaskan Ririn pada bulan Januari lalu, Pemkab Trenggalek hanya mendapatkan 3.500 dosis vaksin PMK. Jumlah tersebut masih belum bisa mengkaver populasi sapi di Trenggalek yang mencapai 40 ribu ekor.
Namun, dari informasi sementara, pada tanggal 11 Februari 2025, Pemkab Trenggalek akan kembali menerima vaksin PMK dari Pemprov Jawa Timur.
“Jadi tanggal 11 akan ada apel bersama Pj gubernur, dari informasi sementara kita juga mendapatkan kembali vaksin sebanyak 10.100 dosis,” terang Ririn.
Diimbuhkan Ririn agar peternak di Trenggalek lebih memprioritaskan untuk vaksin PMK mandiri daripada menunggu dari pemerintah.
Ririn menyebutkan harga vaksin per botolnya Rp 750 ribu untuk 25 ekor sapi, dengan kata lain biaya vaksinasi per ekor sapi hanya Rp 30 ribu.
“Jika dihitung biaya tersebut tentu tidak seberapa dibandingkan harga sapi yang dimiliki oleh peternak, di Trenggalek” pungkasnya.