SUARA TRENGGALEK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek telah melakukan mitigasi ancaman gempa bumi dengan potensi kekuatan yang mencapai 8,7 magnitudo.
Mengingat Trenggalek menjadi salah satu daerah yang terletak di pesisir selatan Pulau Jawa, Trenggalek menjadi wilayah yang berpotensi terdampak bencana tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, St Triadi Atmono, mengungkapkan bahwa ada 17 desa di tiga kecamatan yang paling rawan terdampak.
“Yang rawan itu Kecamatan Panggul, Watulimo, dan Munjungan,” ujarnya.
Sebagai daerah yang dekat dengan garis patahan aktif di Samudra Hindia, kawasan pesisir selatan Trenggalek memiliki risiko tinggi terkena gempa bumi yang kuat.
“Warga yang berada di daerah rawan harus tetap siaga,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa jika gempa terjadi, warga perlu mengetahui langkah-langkah penyelamatan yang tepat untuk meminimalkan risiko cedera atau kematian.
“Jika sedang berada di dalam bangunan, lindungilah diri dari reruntuhan dengan berlindung di bawah meja atau kasur yang kokoh. Hal ini untuk menghindari tertimpa bangunan yang mungkin runtuh,” tambahnya.
Namun, jika warga berada di luar ruangan saat gempa, Triadi mengimbau agar segera menjauh dari bangunan tinggi dan tanah yang mudah retak. “Jangan mendekati gedung, pohon besar, atau benda yang berpotensi roboh. Cari tempat terbuka yang aman,” jelasnya.
Khusus bagi warga yang tinggal di daerah pesisir, Triadi memberikan peringatan khusus terkait risiko tsunami yang sering kali menyusul setelah gempa besar.
“Warga pesisir harus segera berpindah ke area blue line atau safe zone setelah merasakan gempa. Jangan menunggu sirene atau peringatan lain, waktu evakuasi bisa sangat singkat,” tegasnya.
Selain itu, warga yang tinggal di daerah pegunungan diminta waspada terhadap potensi longsor yang dapat dipicu oleh gempa. “Hindari area yang rentan longsor dan pastikan berada di tempat aman jika tinggal di wilayah perbukitan,” imbaunya.
Di samping itu, pihaknya juga telah memastikan EWS (early warning system) sudah terpasang di sejumlah titik. “Kita sudah simulasi dan gladi termasuk operasionalnya bagaimana seandainya benar-benar terjadi bencana tersebut,” tutupnya.