PERISTIWA

Ketua Pagar Nusa (PN) Trenggalek Mengecam Keras Aksi Anarkis Pendekar Silat

×

Ketua Pagar Nusa (PN) Trenggalek Mengecam Keras Aksi Anarkis Pendekar Silat

Sebarkan artikel ini
Aksi beringas kelompok perguruan silat saat di bubarkan anggota polisi. (Istimewa)

SUARA TRENGGALEK – Kecaman terhadap aksi kericuhan hingga terjadinya pengrusakan Polsek Watulimo dengan tiga korban anggota polisi oleh masa perguruan silat terus berdatangan.

Meski anggotanya ikut terlibat dalam insiden tersebut, Ketua Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPSNU) Pagar Nusa Trenggalek turut mengecam keras aksi perusakan Polsek Watulimo.

“Terkait dengan itu, kami dari organisasi Pagar Nusa secara resmi tidak ada kaitan dengan aksi tersebut,” tutur Ketua IPSNU Trenggalek, Amin Tohari, Sabtu (25/1/2025).

Ia juga menegaskan karena itu dilakukan atas inisiatif pribadi masing-masing. Organisasi mengecam keras tindakan seperti itu, oleh siapapun.

Bahkan sangat disayangkan tindakan brutal yang merusak fasilitas institusi negara itu, dan menegaskan bahwa organisasi tidak pernah menginstruksikan pengumpulan massa atau unjuk rasa di Polsek Watulimo.

“Bahkan, pengurus Pagar Nusa setempat mengetahui kejadian tersebut pada malam hari dan segera datang ke lokasi untuk meredam aksi massa. Namun saat sampai di sana, massa sudah tidak kondusif,” jelas Amin.

Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa anggota Pagar Nusa terlibat dalam aksi tersebut, meskipun sebagian besar peserta massa berasal dari luar Trenggalek.

“Jadi lebih banyak yang dari luar kabupaten, luar Watulimo,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolres Trenggalek, AKBP Indra Ranu Dikarta, mengonfirmasi bahwa pimpinan IPSNU Pagar Nusa dan IKSPI Kera Sakti telah menyatakan dukungan terhadap proses hukum kasus tersebut.

“Kami sudah bertemu dengan pimpinan kedua organisasi. Alhamdulillah responsnya sangat positif, mereka mendukung penuh penegakan hukum dan sepakat meredam anggotanya agar tidak melakukan aksi anarkisme,” jelas Indra.

Dilain tempat, Ketua IKSPI Kera Sakti Cabang Trenggalek, Arif Wibisono, belum dapat memberikan keterangan. Hal imi karena kondisi kesehatannya belum pulih.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, bahwa Senin (20/1) malam hingga Selasa (21/1) dini hari, ratusan anggota perguruan silat menggeruduk Polsek Watulimo untuk menuntut pembebasan rekan mereka yang ditahan terkait kasus kekerasan.

Penolakan polisi memicu aksi anarkis berupa pelemparan batu yang merusak kaca jendela, genting, dan pagar kantor. Tiga anggota polisi juga terluka akibat insiden tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *