KESEHATAN

Gizi Seimbang Tak Harus Mahal, Kesehatan Bukan Soal Gaji

×

Gizi Seimbang Tak Harus Mahal, Kesehatan Bukan Soal Gaji

Sebarkan artikel ini
Pemeriksaan Kesehatan Gratis bakal dimulai bulan Februari.
Ilustrasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis.

SUARA TRENGGALEK – Pernyataan Menteri Kesehatan RI terkait “orang pintar dan sehat bergaji Rp 15 juta” menuai beragam reaksi publik.

Menanggapi hal tersebut, Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo, menyampaikan pandangannya dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Senin (19/5/2025).

Toto menilai pernyataan Menkes itu sebagai harapan baik, bukan sindiran. Menurutnya, ucapan tersebut layak disikapi secara positif.

“Kalau saya, kita sikapi ini positif, itu berarti doa dari seorang pimpinan, kita amini saja,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kebutuhan setiap keluarga tidak bisa digeneralisasi dalam satu angka tetap. Dalam konteks gizi dan pendapatan, dirinya mengingatkan tentang teori Hukum Mendel, yang menyebut bahwa pendapatan tinggi justru sering kali diiringi konsumsi kebutuhan yang tidak prioritas.

“Yang namanya gizi imbang tidak harus mahal, pinter-pinter kita mengelolanya,” tegas Toto.

Ia menyoroti fenomena masyarakat yang lebih memilih makanan mahal padahal tidak sehat. Menurutnya, banyak makanan berharga tinggi justru mengandung zat aditif dan karbohidrat olahan yang berdampak buruk bagi tubuh.

Toto juga mengingatkan bahwa pola konsumsi saat ini sering kali didasari preferensi dan gaya hidup, bukan kebutuhan tubuh. Karena itu, edukasi kesehatan dinilai penting bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang ekonomi.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa masalah gizi buruk masih menjadi ancaman serius bagi generasi masa depan jika tidak ditangani sejak dini.

“Masyarakat harus lebih sadar pentingnya asupan gizi yang cukup, teratur, dan tidak berlebihan,” tandasnya.