SUARA TRENGGALEK – Kekeringan yang melanda di wilayah Kabupaten Trenggalek nampaknya belum berkurang meski sudah turun hujan.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek sebelumnya menunjukkan bahwa 70 desa dan kelurahan di Trenggalek (21/10).
“Data pada 31 Oktober 2024, wilayah yang terdampak kekeringan meluas menjadi 72 desa dan kelurahan dari 14 Kecamatan di Trenggalek,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono.
Akibat dari kekeringan tersebut, ribuan jiwa mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih untuk mencukupi keperluan sehari-hari.
“Ada 38.190 jiwa dari 15.794 kk yang terdampak kekeringan di Trenggalek,” imbuhnya.
Dari seluruh wilayah yang terdampak, Kecamatan Panggul masih menjadi kecamatan dengan wilayah yang terdampak paling luas.
Tercatat terdapat 15 desa yang terdampak kekeringan di kecamatan tersebut. Untuk menanggulangi masalag tersebut, pihak BPBD Trenggalek telah menyalurkan sejumlah bantuan pada wilayah terdampak.
“Bantuan yang disalurkan adalah 1.903 tangki air bersih, 222 terpal, 245 tandon dan 49 tandon lipat serta 820 jurigen,” papar Triadi.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto mengungkapkan bahwa musim kemarau masih belum berakhir.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau baru akan berakhir pada akhir bulan November 2024 mendatang.
Kendati demikian, ia juga menyampaikan bahwa hujan saat ini sudah mulai mengguyur beberapa wilayah di Jawa Timur (Jatim).
“Sebagian daerah kekeringan masih berlangsung. Tapi di daerah yang lain, sudah mulai turun hujan. Bahkan, beberapa daerah sudah terdampak bencana hidrometeorologi,” ungkapnya saat melakukan droping air bersih di Kecamatan Durenan.
Di sisi lain, Gatot mengungkapkan bahwa sebanyak 27 kabupaten/kota di Jatim kini telah menetapkan status siaga darurat kekeringan, termasuk Kabupaten Trenggalek.
Adapun kabupaten dengan dampak kekeringan paling parah adalah Kabupaten Bojonegoro dengan 115 titik kekeringan.
“Kami juga mengupayakan bersama Kalaksa Kabupaten Trenggalek adanya upaya-upaya lain, seperti pengeboran air. Harapanya agar masalah kekeringan ini bisa teratasi, dan tidak terjadi setiap tahun,” tutupnya.