POLITIK

Alasan Airlangga Hartarto Mundur dari Jabatan Ketum Golkar

×

Alasan Airlangga Hartarto Mundur dari Jabatan Ketum Golkar

Sebarkan artikel ini

SUARATRENGGALEK.COM – Secara resmi, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar, keputusan itu di sampaikan pada Sabtu (10/8).

Dari apa yang disampaikan, keputusan Ketum partai berlambang pohon beringin itu membuat banyak pihak bertanya-tanya, apa alasan Airlangga mundur dari kabatan Ketum Golkar ?

Dalam pernyataan yang di kutip Suaratrenggalek.com dari video resmi yang beredar, Airlangga mengungkapkan alasan kenapa ia mundur dari kursi kepemimpinan Partai Golkar.

Dalam video yang berupa sekitar 60 detik itu, ia menyebutkan bahwa pengunduran dirinya merupakan langkah strategis untuk mendukung kelancaran transisi pemerintahan dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Airlangga juga menekankan bahwa keputusan ini diambil demi menjaga persatuan di dalam tubuh Partai Golkar, terutama dalam menghadapi tantangan politik ke depan.

Menurutnya, stabilitas internal partai sangat penting untuk memastikan kelangsungan pemerintahan yang akan datang.

“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ucap Airlangga.

Maka dijelaskannya dengan ini dirinya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Ia yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga menegaskan bahwa Partai Golkar akan segera menjalankan mekanisme pemilihan Ketua Umum yang baru sesuai dengan ketentuan AD/ART partai.

Airlangga berharap proses tersebut dapat berlangsung dengan damai dan tertib, sehingga partai tetap solid dan siap menghadapi berbagai agenda politik ke depan.

Terakhir, Airlangga mengingatkan pentingnya peran partai politik dalam menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

Menurutnya, demokrasi yang sehat hanya bisa terwujud melalui partisipasi aktif dan peran kuat dari partai politik.

“Demokrasi harus kita kawal dan kembangkan terus-menerus. Dan partai politik adalah pilar utama demokrasi kita. Indonesia adalah negeri besar,” katanya.

Pengunduran diri Airlangga ini terjadi menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar dan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, sehingga memicu berbagai spekulasi dan reaksi di kalangan politikus dan pengamat.

Keputusan ini dipandang sebagai langkah yang tak terduga, mengingat pentingnya momentum politik yang akan dihadapi Partai Golkar dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *