SUARA TRENGGALEK – Curah hujan tinggi di Kabupaten Trenggalek berdampak pada meningkatnya serapan pupuk subsidi oleh petani setempat. Tahun ini, petani bisa menanam padi hingga tiga sampai empat kali dalam setahun, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya dua kali.
Analis Prasarana Sarana Pertanian (PSP) Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Sadriyati, menyampaikan serapan pupuk subsidi per September 2025 telah mencapai 61 persen. “Yang tinggi serapannya adalah urea dan NPK, sedangkan NPK formula dan pupuk organik masih rendah,” ujarnya, Senin (22/9/2025).
Menurut Sadriyati, rendahnya serapan NPK formula karena pupuk ini diperuntukkan bagi komoditas tertentu seperti kakao dan hanya digunakan di tiga kecamatan dengan kandungan karbon rendah. Adapun serapan pupuk organik rendah karena banyak petani sudah mampu membuat pupuk organik sendiri usai mengikuti pelatihan.
Tahun 2025, Kabupaten Trenggalek mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebesar 29.288 ton, naik sekitar 4 ribu ton dibandingkan 2024 yang hanya 25.292 ton. “Misalnya saja urea dibandingkan dengan tahun lalu lebih banyak 864 ton, lalu NPK lebih banyak 1.504 ton,” tambahnya.
Ia menargetkan serapan bisa mencapai 90 persen pada Oktober dan melampaui capaian tahun lalu yang sebesar 94 persen. “Untuk daerah timur terutama Kecamatan Durenan dan Pogalan, saat ini baru saja selesai tanam, ada juga yang baru mulai tanam. Setelah ini serapan akan tinggi,” jelasnya.
Sadriyati menegaskan, tingginya alokasi pupuk subsidi tahun ini tak lepas dari tingginya serapan tahun sebelumnya serta adanya tambahan anggaran dari pemerintah pusat.
“Realisasi alokasi kita dari perencanaan sangat tinggi. Misalnya saja urea mencapai 94 persen, lalu NPK 70 persen, dan NPK formula 82 persen,” pungkasnya.











