SUARA TRENGGALEK – Peristiwa dugaan keracunan makanan saat acara hajatan di RT 21 RW 7 Kelurahan Ngantru menyebabkan 98 orang harus mendapat penanganan kesehatan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, RSUD Dr. Soedomo Trenggalek kedatangan 8 warga, 1 diperbolehkan pulang dan 1 meninggal dunia saat perawatan pasca menyantap makanan dalam acara hajatan.
Kejadian dugaaan keracunan makanan itu bermula ketika sekitar 130 jemaah menghadiri pengajian rutin yang digelar di salah satu rumah warga.
Setelah pengajian selesai, para jemaah diberikan nasi kotak dan jajanan. Sebagian jemaah memilih untuk mengonsumsi makanan tersebut di tempat, sementara yang lain membawanya pulang ke rumah.
Beberapa saat setelah mengonsumsi makanan itu, sejumlah jemaah mulai mengeluhkan gejala seperti sakit perut, diare, muntah-muntah, dan demam.
“Saya merasa badan panas, muntah, dan mengalami diare setelah makan nasi kotak itu,” ungkap Mistini, salah satu korban yang ikut dalam pengajian tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 98 jemaah dilaporkan mengalami gejala yang serupa. Delapan di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Salah satu korban, seorang warga lanjut usia, meninggal dunia setelah kondisi kesehatannya memburuk di rumah sakit.
“Semua pasien yang kami terima mengalami gejala yang sama, yaitu diare, muntah, dan demam,” ungkap Sujiono, Humas RSUD dr Soedomo, Trenggalek.
Ia juga menambahkan, dari 8 pasien yang masuk, satu pasien masih dalam perawatan intensif di rumah sakit, sementara 6 korban diperbolehkan pulang dan satu korban meninggal dunia.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek, Sunarto, menyatakan pihaknya telah melakukan investigasi awal terhadap kasus keracunan ini.
Mereka juga telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk diuji di laboratorium.
“Dari hasil pendataan kami, ada 98 warga yang mengalami keracunan makanan. Kami sudah mengirimkan sampel makanan tersebut ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut,” kata Sunarto.
Saat ini, pihak Dinas Kesehatan Trenggalek masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti keracunan tersebut.