SUARA TRENGGALEK – Menjemput pelaksanaan program makan siang bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah pusat, Pemkab Trenggalek terus berbenah kebutuhan yang cocok di wilayahnya.
Dengan rencana anggaran sekitar Rp 10 ribu, dalam pelaksanaan uji coba kali ini para siswa membawa wabah makanan dari rumah. Tentu untuk efisiensi anggaran namun dengan pelaksanaan yang maksimal.
Siswa-Siswi Membawa Alat Makan dari Rumah
Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin mengatakan jika program uji coba kali ini dibiayai melalui dana sedekah yang kami kumpulkan melalui Baznas.
Sedangkan dalam pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis ini para siswa sekolah tersebut membawa alat makan sendiri dari rumah mereka masing-masing.
“Ada yang membedakan dari percobaan sebelumnya karena siswa-siswi ini bawa alat makannya masing-masing,” ungkapnya.
Alasannya, menurut Mas Ipin sebagai upaya untuk menghemat anggaran yang dikeluarkan. Artinya untuk menghemat anggaran enggak harus beli wadah makanan, juga tidak harus dikerjakan di catering.

Uji coba makan bergizi gratis di Trenggalek
Bekerjasama dengan Kantin dan Pedagang Sekitar
“Biar dapat harga yang lebih murah, dapatnya banyak karena anggarannya sekitar Rp 10.000,” paparnya.
Sedangkan dalam uji coba ini, Mas Ipin menyampaikan untjk menu yang disajikan dalam uji coba ini adalah nasi, nuget ayam, tahu dan dilengkapi dengan sayur sup.
Untuk kalori harian ini sudah tercukupi sepertiga, karena ada karbohidratnya dari nasi, ada vitamin, mineralnya dari pisang, terus proteinnya dari ayam dan juga dari tahu, kemudian supnya tadi isinya ada sawi, ada buncis macam-macam.
“Kita juga melibatkan kantin sekolah dengan maksud memanfaatkan pedagang sekitar. Jadi nanti harapannya enggak ada lagi berita Ibu kantin nangis, omsetnya turun,” pungkasnya.
Uji Coba di Sekolah Pegunungan Penuhi Kalori Anak
Dalam pelaksanaan uji coba kali ini, bertempat di SMPN 2 Suruh Satu Atap dan SMP Gotong Royong 2 Suruh. Agenda tersebut dilangsungkan pada Kamis (30/1) kemarin.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menerangkan bahwa alasan pemilihan sekolah tersebut lantaran melihat lokasinya yang ada di wilayah pegunungan.
“Untuk lokasi pemilihannya di pegunungan karena biasanya kalau dapat program yang pertama dapat sekitaran kota” paparnya.
Semua tahu anak-anak pegunungan ini memiliki effort-nya kalau mau ke sekolah lebih menantang, dengan melihat sekolahnya naik turun, jadi butuh kalori yang lebih banyak.
Selanjutnya uji coba lanjutan, Pemkab Trenggalek akan menyasar sekolah luar biasa dan tingkat SMA.
“Setelah ini mungkin kita akan merambah ke sekolah luar biasa. Terus kemudian selanjutnya ke percobaan ke SMA,” tutupnya.