SUARA TRENGGALEK – Kondisi Pasar Pon Trenggalek kian memprihatinkan dengan semakin sepinya pembeli. Banyak pedagang enggan membuka kios dan los mereka karena minimnya transaksi.
Menyikapi situasi ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Murkam, bersama rombongan melakukan tinjauan langsung guna mencari solusi terbaik.

Sidak Komisi II DPRD ke Pasar Pon
Evaluasi Kondisi Pasar Pon Trenggalek
Murkam menyoroti bahwa dalam tiga tahun terakhir, Pasar Pon mengalami penurunan jumlah pembeli secara signifikan.
“Sudah sekitar tiga tahun berjalan, pasar modern kita, yakni Pasar Pon, mengalami penurunan pembeli,” kata Murkam, Kamis (13/2/2025).
Ia menambahkan, banyak pedagang yang memilih tidak membuka kios mereka karena kondisi pasar yang semakin sepi. Menanggapi hal ini, Komisi II DPRD Trenggalek melakukan evaluasi dan penataan ulang untuk kembali menarik minat pembeli.
“Hasil evaluasi, beberapa informasi telah kami dapat, seperti maraknya pasar online atau jual beli online,” ungkapnya.
Menurut Murkam, persaingan dengan marketplace digital menjadi salah satu penyebab utama menurunnya aktivitas di pasar tradisional. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Trenggalek, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

Rapat Komisi II DPRD
Strategi Menghidupkan Kembali Pasar Pon
Dalam berbagai diskusi dan pembahasan solusi, DPRD bersama pemangku kepentingan sepakat untuk menggenjot aktivitas di Pasar Pon dengan cara menyelenggarakan berbagai event.
“Kami berharap masyarakat, terutama para ASN, dapat lebih aktif berbelanja di toko lokal agar pasar kembali ramai,” tegas Murkam.
Sementara itu, Kepala Dinas Komidag Trenggalek, Saniran, mengakui bahwa jual beli online memberikan dampak besar terhadap penurunan jumlah pengunjung di pasar tradisional.
“Ya, pasar sepi pengunjung ini menurut kami bukan hanya terjadi di Trenggalek saja, tetapi juga di berbagai daerah lainnya,” jelasnya.
Saniran menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan pelatihan digital marketing bagi pedagang Pasar Pon agar mereka lebih siap bersaing di era digital.
“Tapi kembali lagi, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Salah satunya adalah SDM pedagang dan kualitas serta kuantitas barang yang dijual,” imbuhnya.
Kedepan ia berharap para pedagang dapat lebih kreatif dan adaptif terhadap perkembangan tren serta berinovasi agar dapat bersaing dengan pasar online.