PENDIDIKAN

Motivasi dari Program Clash of Champions Ruangguru

×

Motivasi dari Program Clash of Champions Ruangguru

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

SUARATRENGGALEK.COM – Clash of Champions dari Ruangguru menjadi program favorit di kalangan pelajar, bagaimana tidak program tersebut menampilkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, sebut saja Unair, UGM, ITB, UI, Unud, dan Binus.

Bahkan, pembuat show turut mengundang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di kampus luar negeri, seperti NTU, NUS, Oxford, hingga KAIST. Kompetisi antar mahasiswa ini sukses memunculkan berbagai reaksi dari netizen.

Dengan fenomena ini, apa benar dengan adanya tayangan ini membuat para pelajar dan mahasiswa di Indonesia merasa minder ? Atau sebaliknya ? 

Sebaiknya, simak pesan yang bisa dipetik dari Clash of Champions

Meningkatkan motivasi belajar :

Banyak ditemui konten-konten netizen atau komentar mereka yang menjadikan konten tersebut sebagai acuan agar mereka lebih giat belajar. Apalagi peserta CoC yang memang memiliki background pendidikan yang tidak main-main.

Membentuk karakter seseorang :

Cara para peserta CoC yang mampu menyelesaikan soal yang rumit dalam durasi singkat, membuat para pelajar atau mahasiswa bisa memetik pesan bahwa cara seseorang menyelesaikan dengan cara yang berbeda-beda, tak harus dengan terburu-buru dan tanpa strategi.

Mereka yang bermain di game ini memiliki strategi tersendiri untuk memecahkan soal. Mereka juga lebih menekankan cara berpikir kritis dibanding harus panik (yang diperlihatkan).

Tentu karakter itu bisa muncul karena mereka yangs udah terbiasa dengan kondisi tersebut. Misalnya, mereka sudah dilatih untuk disiplin, kerja keras, dan manajemen waktu bahkan sejak SD.

Makin percaya diri :

Memiliki lawan yang mungkin lebih kompetitif dari mereka, tak menyurutkan para peserta CoC untuk menyerah dengan keadaan. Mereka tetap fokus mengerjakan soal-soal yang tak jarang membingungkan walau sebenarnya mereka sama-sama berasal dari anak olimpiade.

Mereka yakin perbedaan tersebut bukan halangan untuk memenangkan permainan. Hal tersebut bisa dicontoh oleh para mahasiswa lain yang menonton tayangan CoC agar lebih percaya diri dalam menyelesaikan studi mereka.

Kritik yang membangun :

Seperti yang diketahui bahwa Clash of Champions adalah kompetisi di bidang eksak. Hal tersebut menuai pro-kontra dari publik karena mereka menganggap bahwa seseorang yang menguasai ilmu eksak, merekalah yang hebat.

Mengapa hanya ilmu itu saja yang dilombakan? Mungkin saja ilmu eksak dipilih karena “dianggap” lebih sulit sehingga hanya orang-orang “pilihan” saja yang bisa. 

Atau mungkin saja karena banyak orang yang kurang menyukai bidang ini sehingga Clash of Champions hadir untuk memperkenalkan keseruan belajar ilmu eksakta.

Spread positive vibes :

Saat ini, salah satu standar yang ditanamkan orang untuk menilai orang lain adalah penampilan. Namun tampaknya hal tersebut mulai berubah dengan adanya tayangan ini. Mereka menganggap bahwa fisik saja belum tentu membangun value seseorang, tapi diperlukan kemampuan otak yang mumpuni. 

Dengan CoC, orang bisa merubah cara pandang seseorang kepada orang lain dan menyadarkan mereka bahwa pendidikan tak kalah penting dengan penampilan.

Hiburan yang edukatif :

Berbagai tayangan yang ada di media Indonesia nampaknya semakin ke sini semakin susah untuk dibatasi.

Program Clash of Champions menjadi salah satu tayangan menarik serta edukatif yang bisa berdampak positif kepada masyarakat. Program ini tidak hanya menyajikan tontonan yang seru, tetapi juga memberikan pelajaran penting bagi penonton. 

Orang tua lebih aware tentang pola asuh anak :

Dari tayangan ini juga bisa disimpulkan bahwa pola asuh anak sangat berpengaruh dalam perkembangan akademisnya.

Dilansir dari akun YouTube Denny Sumargo yang mengundang beberapa peserta CoC, mereka mengatakan bahwa orang tua sangat berperan dalam kecerdasan anak.

“Orang tua tidak bisa mewariskan harta, tapi mereka bisa mewariskan pendidikan” ujar Xaviera Puti Adianingsih, salah satu peserta Clash of Champions dari KAIST.

“Orang tuaku mengajari untuk selalu mengucapkan afirmasi positif kepada diri sendiri, seperti aku cantik, aku sempurna, aku sehat, dan lainnya.

Lalu orang tua aku juga selalu dukung anaknya terlepas dari apapun hasilnya nanti. Karena di mata mereka aku sudah mengusahakan yang terbaik, sisanya itu sudah kendali Tuhan”, ucap Shakila, mahasiswa kedokteran UI.

Menginspirasi kampus :

Tak bisa dipungkiri bahwa peserta game ini berasal dari background pendidikan yang bagus. Hal tersebut bisa dijadikan motivasi kampus lain, kampus-kampus tersebut bisa menggali potensi mahasiswanya untuk berprestasi.

Layaknya kampus yang terus memfasilitasi mahasiswanya untuk meraih prestasi di berbagai kancah, baik itu bidang akademik maupun non akademik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *