WISATA

Gunung Sengunglung Trenggalek Buka Jalur Pendakian Cukup Ditempuh 3 Jam

×

Gunung Sengunglung Trenggalek Buka Jalur Pendakian Cukup Ditempuh 3 Jam

Sebarkan artikel ini
Para petugas dari berbagai sektor saat menelusuri jalur pendakian pasca jalur pendakian gunung sengunglung resmi dibuka.

SUARA TRENGGALEK – Jalur pendakian gunung sengunglung yang berada di Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek resmi dibuka pada, Kamis (26/12/2024).

Berada di ketinggian 1.250 meter diatas permukaan laut (Mdpl), untuk menuju puncak gunung sengunglung terdapat dua jalur yang dapat dilalui, yakni melewati Kecamatan Pule dan Dongko.

Jalur pendakian ke puncak gunung sengunglung dibuka oleh Komunitas dan Pokdarwis

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Toni Widianto. Ia juga menerangkan jika melewati rute Kecamatan Pule, pendaki hanya disuguhkan lahan produktif yang digarap oleh warga.

Namun, jika pengunjung melewati jalur Kecamatan Dongko pendaki akan dipertemukan tanjakan, bahkan hutan yang masih lebat serta akan menemui air terjun yang mampu mengobati rasa lelah saat perjalanan.

“Saat membuka jalur tersebut kami juga ikut mendaki sampai puncak gunung sengunglung via dongko,” kata Toni, Jum’at (27/12/2024).

Toni juga menyampaikan bahwa dalam proses pembukaan jalur menuju puncak gunung sengunglung tersebut pertama kali dilakukan oleh Prajurit Rimba.

Mereka adalah komunitas yang telah menggeluti pendakian gunung. Kemudian juga dibantu oleh Pokdarwis dan Pemerintah Desa Sumberbening.

“Jarak dari kaki gunung menuju puncak gunung sengunglung sekitat 4,5 Kilometer. Maka untuk menuju ke puncak membutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan melewati 4 pos pendakian,” ungkapnya kepada awak media.

Dituturkan Toni bahwa, pangsa pasar pendakian ini bisa dibagi menjadi dua. Pertama khusus pendaki, kedua khusus masyarakat umum. Untuk masyarakat umum biasanya ingin melihat keindahan curug petuk.

Terdapat Tanjakan Asu dan Curug Petuk yang Memanjakan Pengunjung

Dalam perjalanan menuju puncak gunung sengunglung, para pendaki harus melewati tanjakan yang lumayan berat, yang dinamai tanjakan Asu.

“Posisi tanjakan Asu tersebut merupakan jalur penghubung antara pos 1 sampai dengan pos 2,” terang Toni.

Toni menjelaskan jika tanjakan Asu tersebut memiliki jalur medan yang agak naik, akan tetapi pendaki tidak perlu khawatir karena jalur sudah tertata.

Selanjutnya, pohon rindang juga akan menghilangkan rasa lelah saat melewati jalur tersebut, namun untuk medan di jalur pos 2 sampai pos 4 cukup relatif.

“Capeknya mendaki di gunung sengunglung pasti akan terobati, kala sudah sampai di curug petuk berdekatan Pos 4,” paparnya.

Karena menurut Toni curug dilokasi tersebut masih sangat alami dengan suguhan air yang juga dingin, bahkan suasana pohon yang lebat di sekitat curug dapat memanjakan pendaki agar bisa istirahat serta bermain air.

“Curug petuk itu ada air terjun yang tingginya 15 sampai 20 meter ini yang menjadi pembeda kuat jalur pendakian via pule dan dongko,” tandasnya.

Jadi Alternatif Karena Tiket Masuk Murah Untuk Kenyamanan dan Keamanan Pendaki

Tiket masuk yang di tawarkan pada pos pendaftaran masuk pendakian gunung sengunglung hanya Rp 5.000, tiket tersebut disampaikan Toni untuk keamanan dan keamanan penitipan sepeda motor bagi para pendaki.

“Jadi sepeda motor pendaki di jaga pengelola, selain itu juga sebagai apresiasi pokdarwis dan komunitas membuka lahan,” paparnya.

Toni juga menerangkan bahwa di lokasi pendakian tersebut juga disediakan porter atau pendamping, bisa di sewa para pengunjung untuk menemani pendakian.

Sedangkan untuk para pendaki yang hendak melakukan camp, memang masih belum ada tempat. Ia merekomendasikan, tempat camp berada di sekitar Pos 4 yang berdekatan langsung dengan aliran sungai dan curug petuk.

“Kami bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Jawa Timur sudah menuju puncak untuk mengamati satwa di jalur pendakian. Hal itu kami lakukan karena sedang merintis program wide life tourism,” tandasnya.

Jaga Keamanan dan Kelestarian Alam Jadi Prioritas Kepala Disparbud

Sementata itu, Kepala Disparbud Sunyoto saat dikonfirmasi wartawan suaratrenggalek.com menyampaikan bahwa dalam mengelola wisata tersebut telah dilakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait.

“Karena, apapun itu, jika destinasi wisata tersebut sudah menghasilkan duit, dimungkinkan akan jadi polemik,” ungkapnya.

Maka dari itu, Sunyoto berpesan, karena segala sesuatu jika sudah menjadi duit, kalau tidak dikoordinasikan sejak awal akan jadi polemik, jadi kita tahu hutan itu punya Perhutani jadi harus ada koordinasi dengan Perhutani.

Penekanan penting darinya adalah untuk melaksanakan dan menjaga kelestarian alam di sengunglung, meski ini dimanfaatkan, proses pelestarian vegetasi dan satwa harus dikedepankan.

“Wisata itu akan menjadi lestari dan tidak hanya dieksploitasi, namun juga keamanan pariwisata harus menjadi sesuatu yang dipegang teguh,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *