SUARA TRENGGALEK – Kebakaran hutan kembali terjadi di Trenggalek, luas area hutan yang terbakar diperkirakan mencapai 3 hektar.
Dari total area yang terdampak, 2 hektar merupakan lahan milik Perhutani, sementara 1 hektar sisanya adalah kebun milik warga.
Kepala BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi, menjelaskan bahwa medan yang terjal menjadi tantangan terbesar dalam upaya pemadaman ini.
Kebakaran hutan dan lahan ini terjadi di Kabupaten Trenggalek, kali ini melanda kawasan Gunung Orak Arik, Desa Karangsoko.
“Kami menghadapi kendala karena medan yang curam dan sulit dijangkau. Proses pemadaman harus dilakukan dengan cara manual,” ujarnya, Selasa (17/2024).
Meski begitu, petugas terus berupaya maksimal untuk mencegah api meluas ke area permukiman.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa akibat kebakaran tersebut. Namun, kerugian material diperkirakan cukup besar, terutama bagi warga yang lahannya terbakar.
Selain itu, dampak ekologis juga menjadi perhatian serius, mengingat kebakaran hutan dapat merusak habitat satwa liar dan mengganggu keseimbangan ekosistem di kawasan tersebut.
Peristiwa kebakaran di Gunung Orak Arik ini menambah panjang daftar kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Trenggalek selama musim kemarau.
BPBD mencatat, hingga saat ini telah terjadi 24 kejadian karhutla sepanjang tahun 2024 di wilayah tersebut.
BPBD mengimbau warga, terutama yang tinggal di sekitar hutan dan lahan kering, agar lebih waspada dan tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran.
Peristiwa kebakaran ini terjadi pada musim kemarau, di mana kondisi cuaca kering dan hembusan angin kencang memperburuk situasi. Tebalnya asap yang mengepul dari puncak gunung menandakan besarnya skala kebakaran.
Luas area yang terbakar diperkirakan mencapai 3 hektar. Dari total area yang terdampak, 2 hektar merupakan lahan milik Perhutani, sementara 1 hektar sisanya adalah kebun milik warga.
Vegetasi yang kering dan mudah terbakar membuat api cepat meluas, terutama saat angin bertiup kencang. Hal ini menyebabkan proses pemadaman menjadi sangat sulit dan memerlukan upaya ekstra dari petugas.
Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Perhutani, dan warga sekitar, dikerahkan untuk memadamkan api.
Namun, karena medan yang curam dan sulit dijangkau, pemadaman hanya bisa dilakukan secara manual menggunakan alat sederhana seperti gepyok atau ranting pohon.