SUARA TRENGGALEK – Dalam kurun waktu satu tahun, terdapat dua kasus dari tiga tersangka kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Trenggalek.
Hal itu menjadi perhatian khusus dari semua kalangan, salah satunya Wakil Ketua Bidang (Wakabid) Sarinah DPC GMNI Trenggalek yakni Mamik Wahyuning Tyas.
Menanggapi hal itu Mamik menyuarakan pentingnya seorang pemimpin yang mampu merealisasikan harapan masyarakat. Harapan tersebut terutama menyangkut isu-isu mendesak, salah satunya adalah perlindungan perempuan dan anak.
“Kami berharap Pilkada tahun ini melahirkan pemimpin yang diidamkan masyarakat, yang peduli terhadap harapan dan keinginan untuk keamanan dan kenyamanan di tengah masyarakat. Terlebih dalam memberikan perlindungan pada perempuan dan anak” ujar Mamik.
Dirinya menyoroti maraknya kasus kekerasan seksual yang kerap menghantui masyarakat, baik di lingkungan pendidikan maupun umum. Ia menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak sering kali dikesampingkan dalam kebijakan pemerintah, sehingga tidak jarang masyarakat merasa khawatir dan takut.
“Kabupaten Trenggalek membutuhkan sosok pemimpin yang berkomitmen untuk memerangi kekerasan anak dan perempuan. Isu ini sering diabaikan dalam program kebijakan pemerintah, padahal dampaknya sangat besar terhadap masyarakat,” tambahnya.
Dirinya beranggapan bahwa pemimpin Trenggalek ke depan harus lebih serius dalam penegakan pencegahan dan memberikan solusi yang berorientasi pada akses keadilan bagi perempuan dan anak.
Hal ini termasuk perlindungan saksi dan korban, peradilan yang ramah, serta perhatian penuh terhadap isu-isu yang terkait dengan perempuan dan anak.
“Bicara perlindungan perempuan dan anak seharusnya menjadi prioritas kebijakan pemerintah. Kami, khususnya para Sarinah DPC GMNI Trenggalek, ingin pemimpin yang terpilih mampu menghilangkan ketakutan masyarakat terkait kekerasan seksual, sehingga masyarakat bisa menjalani aktivitasnya dengan tenang,” tegasnya.
Ia mengungkapkan bahwa hal ini harusnya menjadi pengingat bagi calon pemimpin Trenggalek untuk menjadikan isu perempuan dan anak sebagai pilar utama pembangunan. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa lebih aman dan terlindungi di bawah pemerintahan yang baru.
Belakangan tengah ramai terkait perbicangan kasus kekerasan seksual pada anak di Bumi Menak Sopal. Dalam kurun waktu satu tahun, terdapat dua kasus dari tiga tersangka kekerasan seksual pada anak.
Parahnya, ketiga tersangka merupakan tokoh di bidang pendidikan keagamaan. Kondisi ini tentu saja menjadi ironi bagi Trenggalek yang menyandang status sebagai kabupaten ramah anak.