SUARA TRENGGALEK – Sebanyak 58 jiwa mengungsi akibat bencana longsor yang terjadi di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Mayoritas pengungsi berasal dari kelompok usia produktif dan lanjut usia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, dr. Sunarto, menyampaikan bahwa pengungsi terdiri dari berbagai kelompok usia, mulai anak-anak hingga lansia. Rinciannya, usia 1-5 tahun sebanyak 4 orang, usia 6-10 tahun 2 orang, usia 10-15 tahun 1 orang.
Usia 16-20 tahun 4 orang, usia 21-30 tahun 5 orang, usia 31-59 tahun 22 orang, dan usia di atas 59 tahun sebanyak 21 orang.
“Pengungsi usia lanjut cukup banyak, namun kami sudah melakukan pelayanan kesehatan menyeluruh,” ujar dr. Sunarto, Selasa (27/5/2025).
Sunarto juga menyampaikan satu anak sempat mengalami diare, namun telah mendapat penanganan dari petugas kesehatan dan kini dinyatakan sembuh. Untuk mendukung pemenuhan gizi anak-anak, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas setempat juga menyalurkan susu dan makanan tambahan (PMT).
Keluhan kesehatan juga banyak disampaikan para lansia, seperti nyeri tubuh, pegal, dan pusing. Tim medis dari Puskesmas langsung memberikan layanan di lokasi.
“Semua lansia sudah dilakukan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas jaga,” tambahnya.
Mengingat akses menuju posko utama cukup sulit dijangkau sebagian warga, Dinas Kesehatan menerjunkan tim medis keliling guna memastikan seluruh warga terdampak tetap mendapatkan layanan.
“Tim Puskesmas turun langsung melakukan pelayanan kesehatan keliling karena warga wilayah terdampak kesulitan akses menuju lokasi posko,” jelas Sunarto.
Selain diare, dijelaskannya penyakit lain yang sempat muncul di pengungsian antara lain gangguan kulit dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Semua keluhan telah ditangani oleh tim medis di lapangan.
“Semua warga yang berkeluhan sudah ditangani oleh tim Puskesmas yang jaga,” tegasnya.
Pihaknya saat ini terus memantau perkembangan situasi kesehatan di posko pengungsian dan berkoordinasi dengan BPBD serta perangkat desa untuk memastikan pelayanan medis berjalan optimal selama masa tanggap darurat.