PERISTIWA

Imbas Korupsi Dirut Pertamina, Omzet Harian SPBU di Trenggalek Turun Drastis

×

Imbas Korupsi Dirut Pertamina, Omzet Harian SPBU di Trenggalek Turun Drastis

Sebarkan artikel ini
Korupsi Pertamina berdampak pada omset SPBU.
Istimewa, pengecekan tera ulang SPBU di Trenggalek

SUARA TRENGGALEK – Kasus korupsi yang menjerat Direktur Utama PT Pertamina, Riva Siahaan, berdampak pada tren konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Surodakan, Trenggalek.

Pasca penetapan tersangka, omzet harian SPBU tersebut mengalami penurunan signifikan, terutama untuk penjualan Pertamax.

Riva Siahaan ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.

Kasus ini memicu kekhawatiran publik dan berimbas pada pola konsumsi BBM di beberapa daerah, termasuk Trenggalek.

“Pasca kejadian itu, tren konsumen menurun,” ungkap Kepala SPBU Surodakan, Kurniarti Baskoro Edi, Senin (3/3/2025).

Menurutnya, penurunan konsumen terlihat dalam dua hari terakhir, di mana omzet Pertamax yang biasanya mencapai 4,2-4,5 ton per hari, turun drastis menjadi 2,2-2,4 ton per hari.

Di sisi lain, konsumsi BBM Pertalite justru mengalami sedikit kenaikan, meskipun tidak terlalu signifikan.

“Ada peningkatan sekitar 500-600 liter per hari, atau sekitar 0,5 ton. Per hari kami melayani 11-12 ton Pertalite, itu pun antreannya sudah panjang karena kami hanya punya satu dispenser dengan dua nozel,” jelasnya.

Kurniarti, yang akrab disapa Bas, menambahkan bahwa pihaknya hanya bisa melakukan pengecekan kualitas BBM melalui alat Quality and Quantity (QnQ) yang mengukur suhu dan densitas.

Namun, alat tersebut tidak bisa mendeteksi kandungan bahan bakar secara rinci, termasuk Research Octane Number (RON).

“Kalau pengecekan RON itu beda, kami tidak punya alatnya. SPBU hanya memesan BBM ke Pertamina, H-1 pesan dan bayar, H+1 dikirim,” ujarnya.

Meski kasus ini mengguncang kepercayaan publik, proses distribusi BBM ke SPBU Surodakan tetap berjalan normal. Hingga kini, cadangan BBM di SPBU masih terjaga dengan rata-rata stok 10 ton.

“Distribusi masih stabil, jadi tidak ada hambatan meski kasus ini sedang ramai dibicarakan,” pungkas Bas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *