PERISTIWA

Gandeng Arsitek Jebolan Inggris, Trenggalek Menuju Smart City Hub

×

Gandeng Arsitek Jebolan Inggris, Trenggalek Menuju Smart City Hub

Sebarkan artikel ini
Smart City Hub bakal menjadi konsep tata kota Trenggalek
Bupati Trenggalek saat bersama penggagas konsep tata kelola kota.

SUARA TRENGGALEK – Bupati Trenggalek, Moch. Nur Arifin, gandeng arsitek lanskap jebolan Singapura dan Inggris untuk menyusun tata kota Trenggalek yang berdaya saing kolektif.

Hal itu disampaikan pada rapat yang digelar di Gedung Smart Center, Rabu (12/2/2025), Bupati menegaskan bahwa perencanaan kota harus memiliki identitas sendiri dan tidak sekadar meniru daerah lain.

“Rapat sinkronisasi pembangunan jangka panjang ini dalam upaya mencapai cita-cita Net Zero Carbon. Secara kewenangan, saya hanya bisa mengawal lima tahun ke depan, tetapi secara dokumen, kita punya perencanaan hingga 2045,” ujar Mas Ipin.

Ia juga menjelaskan, cita-cita pembangunan Trenggalek ke depan adalah menjadi kota Net Zero Carbon, dengan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Untuk mencapai itu, perlu konsep tata kota yang baik, termasuk menciptakan walkable city, ekonomi hijau, dan ekosistem investasi yang menarik.

Dalam pertemuan tersebut, turut hadir arsitek lanskap Qintharra U, Yassifa bersama timnya. Qintharra merupakan lulusan Nanyang Academy of Fine Art, Singapura, serta Birmingham City University, Inggris. Ia memiliki rekam jejak akademik dan profesional yang cemerlang.

Bahkan termasuk Peraih juara dalam kompetisi desain lanskap di Singapura dan mendapatkan penghargaan First Class Honours in Landscape Architecture dari Birmingham City University.

Menurut Qintharra, arah pembangunan Trenggalek akan difokuskan pada konsep Smart City Hub yang mengintegrasikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.

“Kita lebih mementingkan Net Zero Carbon, mengurangi emisi karbon, serta menciptakan jaringan kota yang ramah lingkungan dan masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menyoroti potensi besar Trenggalek, seperti kawasan Kebun Kopi yang memiliki nilai sejarah dan ekowisata.

“Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan value kawasan ini agar lebih menarik bagi wisatawan. Salah satu caranya dengan membangun Mobility Hub untuk memudahkan akses serta melakukan revitalisasi,” tambahnya.

Dalam beberapa bulan ke depan, tim arsitek akan melakukan penelitian dan pendampingan untuk menyusun konsep tata kota yang lebih terarah.

“Konsepnya adalah for the people, by the people, masyarakat akan diajak berpartisipasi dalam setiap program yang berkaitan dengan kota ini,” pungkas Qintharra.