KESEHATAN

WHO Sampaikan Data, Isu Kesehatan Remaja jadi Perhatian Serius Dunia

×

WHO Sampaikan Data, Isu Kesehatan Remaja jadi Perhatian Serius Dunia

Sebarkan artikel ini

SUARA TRENGGALEK – Menurut WHO, lebih dari 1,5 juta remaja dan dewasa muda berusia 10-24 tahun meninggal pada tahun 2021 atau sekitar 4.500 orang setiap harinya.

Data tersebut terkait isu kesehatan remaja dan dewasa muda di seluruh dunia telah menjadi hal yang serius. Kematian remaja dikaitkan dengan berbagai penyebab, seperti cedera (termasuk cedera akibat kecelakaan lalu lintas dan tenggelam).

Juga kekerasan, melukai diri sendiri, kehamilan di usia muda, penggunaan alkohol dan narkoba, rokok, dan terjangkit penyakit seperti HIV, TBC, kanker serviks dan berbagai penyakit menular lainnya.

Selain itu, menurut WHO, gangguan kesehatan mental juga rentan dialami oleh remaja dan dewasa muda. Kondisi ini dialami oleh remaja mulai usia 14 tahun, menyebabkan depresi dan kecemasan yang berujung pada kecacatan fisik dan kematian akibat bunuh diri.

Dikutip dari rri.co.id peluang kelangsungan hidup bagi remaja dan dewasa muda sangat bervariasi di seluruh dunia, menurut laporan WHO, rata-rata probabilitas global kematian anak usia 10-24 tahun di tahun 2021, lebih tinggi terjadi di Afrika Sub Sahara, Eropa, kemudian di Amerika Utara.

Hal lain yang menjadi kekhawatiran utama di banyak negara di seluruh dunia adalah konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba di kalangan remaja. Tercatat, lebih dari seperempat penduduk berusia 15-19 tahun adalah peminum alkohol, prevalensinya terus bertambah dengan laki-laki sebagai kelompok yang paling beresiko.

WHO juga menyoroti kesehatan remaja yang paling sering dialami seperti prevalensi diabetes, dimana secara global pada tahun 2016, lebih dari 1 dari 6 remaja berusia 10-19 tahun mengalami obesitas. Sementara itu, faktor nutrisi yang mengakibatkan kekurangan gizi, anemia, kurangnya aktivitas fisik juga kehamilan di usia muda menjadi hal yang riskan dialami remaja.

Perhatian serius terhadap hal yang dialami oleh remaja ini menjadi salah satu target spesifik tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan (SDG 3) di tahun 2030, dimana dunia harus memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan yang akurat, serta integrasi kesehatan reproduksi remaja ke dalam strategi nasional.

WHO bekerjasama dengan negara-negara anggota dan mitra untuk meningkatkan kesehatan generasi muda dengan membuat pedoman berbasis bukti, yang bertujuan mengadvokasi dan memberikan rekomendasi untuk sistem kesehatan yang responsif, serta pengawasan terhadap kesehatan dan perkembangan remaja.

Selain itu, untuk meningkatkan pengukuran kesehatan remaja global, WHO bersama UNAIDS, UNESCO, UNFAP, UNICEF, UN Women, Grup Bank Dunia dan Program Pangan Dunia, telah membentuk Aksi Global yang memberikan panduan teknis untuk menentukan indikator kesehatan remaja yang bertujuan menyelaraskan pengukuran dan pelaporan kesehatan remaja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *