PERISTIWA

Pemprov Jatim Sediakan Huntara Senilai 50 Juta Bagi Korban Tanah Gerak Trenggalek

×

Pemprov Jatim Sediakan Huntara Senilai 50 Juta Bagi Korban Tanah Gerak Trenggalek

Sebarkan artikel ini
Penelitian bencana tanah gerak di Desa Ngrandu, Kabupaten Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Korban bencana tanah gerak di Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh bakal mendapatkan bantuan rumah dengan anggaran Rp 50 juta per rumah.

Perlu diketahui sebanyak 119 warga terdampak akibat bencana tersebut, dengan kondisi rumah yang tidak aman untuk dihuni.

Akhirnya Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim serta Komisi E DPRD Jatim mengusulkan untuk relokasi dengan hunian sementara (huntara).

“Saat ini kami bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Komisi E DPRD Jatim meninjau lokasi,” kata Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Subroto.

Survei tersebut disampaikan Gatot diperuntukkan untuk mengetahui apakah tetap bisa ditinggali atau harus relokasi.

“Namun tentang rencana bencana kita di warga yang terdampak tanah gerak kami sudah meninjau baik,” ungkapnya.

Pihaknya bersama Komisi E DPRD Jatim dan PVMBG guna melihat kondisi warga yang saat ini sudah di lokasi pengusian dan tersedia logistik.

Hal itu sebagai dasar bersama DPRD dan seizin Pj Gubernur Jawa Timur untuk dilakukan relokasi rumah warga.

Untuk nominalnya disesuaikan dengan jumlah rumah yang akan dibangun, setiap rumah disiapkan 50 juta.

“Sekarang masih berproses, dalam waktu dekat kami juga akan membangun hunian sementara untuk warga terdampak,” ujar Gatot Subroto.

Gatot merasa bersyukur, semua pihak dari pemerintah proaktif untuk membantu korban bencana yang mengenai 119 jiwa ini.

Dukungan relokasi dari Pj Gubernur Jawa Timur tidak lain untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi warga.

“Jadi bagaimana bisa menjadi tempat tinggal yang layak dan bagaimana mereka bisa melakukan aktivitas sehari,” ucapnya.

Disinggung potensi kembali ke rumah lama, ia mengaku masyarakat sudah melihat sendiri bagaimana kondisi wilayah rumah yang sudah retak-retak menganga.

Sehingga potensi longsor susulan bisa terjadi apabila hujan lebat. Pihaknya bersama TNI Polri melakukan sosialisasi ke warga setempat agar jangan tinggal di rumah tersebut.

“Karena sewaktu waktu rumah tersebut bisa longsor apalagi di musim penghujan,” paparnya.

Lokasi huntara yang aman menurut Gatot berada di Lapangan Giling atau yang saat ini menjadi tempat Posko 2. Selain dekat dengan rumah warga, juga akses jalan raya nasional terbilang dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *