PERISTIWA

Harga Porang di Trenggalek Anjlok, Jadi Alasan KUR Gagal Bayar

×

Harga Porang di Trenggalek Anjlok, Jadi Alasan KUR Gagal Bayar

Sebarkan artikel ini
Rapat komisi I DPRD Trenggalek bahas korupsi KUR Porang
Komisi I DPRD Trenggalek saat rapat membahas dampak korupsi KUR Porang.

SUARA TRENGGALEK – Perkara korupsi Kredit Usaha Rakyat (KUR) porang di Trenggalek terus bergulir, menyeret Sekretaris Desa (Sekdes) Sidomulyo dan dua pegawai bank sebagai tersangka.

Sementara proses hukum berjalan, petani porang yang seharusnya mendapatkan manfaat justru mengalami kesulitan ekonomi akibat program yang bermasalah ini.

Kepala Desa Sidomulyo, Wahyono, mengungkapkan bahwa program KUR porang awalnya berjalan lancar pada tahun 2020-2021. Namun, mulai tahun 2021 hingga 2023, program tersebut bermasalah hingga akhirnya macet.

“Pada awalnya, KUR ini cukup membantu petani. Namun, masalah muncul ketika harga jual porang anjlok saat panen, sementara mereka sudah terlanjur berutang untuk membeli bibit dengan harga tinggi,” ujar Wahyono.

Petani yang mengajukan pinjaman sebesar Rp25 juta per orang kesulitan membayar cicilan karena keuntungan dari panen tidak sesuai harapan.

Akibatnya, banyak penerima KUR gagal bayar, dan program yang semula bertujuan meningkatkan ekonomi petani justru menjerat mereka dalam lilitan utang.

Dana KUR Tidak Digunakan Sesuai Peruntukan

Berbeda dengan kondisi yang dijelaskan Wahyono, penyelidikan Kejaksaan Negeri (Kejari) Trenggalek menemukan bahwa sebagian besar penerima KUR bukanlah petani porang aktif.

Dana yang seharusnya digunakan untuk pengembangan usaha pertanian malah disalahgunakan untuk kebutuhan pribadi, seperti membeli kambing, membayar biaya sekolah, hingga melunasi tagihan listrik.

Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Trenggalek, Gigih Benah Rendra, mengungkapkan bahwa program ini penuh penyimpangan sejak awal pengajuan.

Dari total dana Rp 2,6 miliar yang disalurkan kepada 104 penerima, hanya Rp1 miliar yang berhasil dikembalikan. Sisanya, Rp1,6 miliar, belum bisa dipertanggungjawabkan.

“Setelah kami telusuri, ternyata banyak di antara mereka yang tidak menggunakannya sesuai peruntukan,” ungkap Gigih.

Petani Mulai Bangkit, Harga Porang Meningkat

Setelah Sekdes Sidomulyo dan dua pegawai bank ditetapkan sebagai tersangka, kondisi petani porang di Sidomulyo mulai membaik. Harga porang mengalami kenaikan, sehingga beberapa petani sudah bisa mencicil utang mereka.

“Alhamdulillah, sekarang harga porang mulai naik. Beberapa warga yang dulu kesulitan membayar cicilan kini sudah mulai melunasi utang mereka,” tandas Wahyono.