SUARA TRENGGALEK – Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, mengungkapkan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 21 April 2025 telah mencapai Rp76 triliun.
Angka ini mencakup sekitar 25 persen dari target tahunan dengan penerima manfaat sebanyak 1,3 juta debitur atau 38 persen dari target debitur baru.
Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (25/4/2025), Maman menjelaskan bahwa dari total penyaluran tersebut, Rp45 triliun atau sekitar 59 persennya disalurkan ke sektor produksi.
“Mari kita mulai bergeser dari sektor konsumtif ke sektor produksi. Penyaluran KUR ini harus bisa mendorong pertumbuhan sektor produksi,” ujar Maman.
Maman juga meminta kepada 46 bank penyalur KUR untuk mempercepat realisasi kredit khususnya di sektor produksi, guna memperkuat perekonomian berbasis produksi nasional.
Target Penyaluran KUR 2025 dan Tantangan Akses Kredit
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi kebijakan pembiayaan UMKM yang digelar pada 24 Desember 2024, pemerintah menetapkan target penyaluran KUR tahun 2025 sebesar Rp300 triliun.
Target tersebut mencakup penambahan 2,4 juta debitur baru serta proses graduasi untuk 1,17 juta debitur eksisting.
Dalam kesempatan yang sama, Maman juga menyoroti masih banyaknya UMKM yang belum mendapatkan akses perbankan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2023, sekitar 69 persen UMKM belum tersentuh layanan kredit formal.
Dorongan Klasterisasi dan Digitalisasi UMKM
Untuk memperluas akses dan memperkuat posisi UMKM dalam rantai pasok, Kementerian UMKM terus mendorong program klasterisasi dan pembentukan holding UMKM.
Selain itu, perluasan pasar dilakukan melalui business matching serta akselerasi digitalisasi.
Sebagai informasi, Kementerian UMKM melalui Deputi Bidang Usaha Mikro telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan (PKP) KUR 2025 bersama 46 lembaga penyalur dan dua lembaga penjamin, guna mendukung optimalisasi penyaluran kredit produktif bagi pelaku UMKM.