PERISTIWA

Indonesia Masuki Musim Kemarau, Waspadai Cuaca Ekstrem

×

Indonesia Masuki Musim Kemarau, Waspadai Cuaca Ekstrem

Sebarkan artikel ini
Indonesia Masuki Musim kemarau
Istimewa

SUARA TRENGGALEK – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

Masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau ini diprediksi berlangsung pada periode April hingga Juni 2025.

Dalam keterangan tertulis BMKG, dijelaskan bahwa selama sepekan ke depan, kondisi cuaca di Indonesia akan mengalami perubahan khas masa peralihan.

Fenomena ini ditandai dengan cuaca panas terik pada pagi hingga siang hari, serta hujan lokal yang berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari.

BMKG mengingatkan bahwa kondisi atmosfer pada periode ini cukup tidak stabil, meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan konvektif, terutama di wilayah Barat dan Selatan Indonesia, seperti Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk kemungkinan kekeringan yang dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari.

Beberapa faktor atmosferik seperti Gelombang Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang frekuensi rendah diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan awan hujan.

Dampaknya terutama dirasakan di wilayah Kalimantan Timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Selain itu, BMKG mendeteksi keberadaan Bibit Siklon Tropis 97S di Laut Arafuru, tenggara Kepulauan Tanimbar, Maluku. Bibit siklon ini bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 20 knot dan tekanan minimum 1010 mb.

Meski tingkat risikonya masih tergolong rendah, bibit siklon ini berpotensi berkembang menjadi siklon dalam 24 jam ke depan dan bisa memicu cuaca ekstrem di wilayah sekitarnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi dan melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap kemungkinan dampak perubahan cuaca di masa peralihan ini.