SUARA TRENGGALEK – Fenomena bunuh diri yang dihadapi pemuda semakin tinggi. Persaingan global dan banyaknya tuntutan mempengaruhi kesehatan jiwa dari anak-anak muda.
Bahkan, terkadang orang tua suka memberikan target-target yang seringkali tanpa disadari menjadi beban para pemuda. Target-target ini juga yang memberikan tekanan pada anak-anak muda.
Hal itu disampaikan, Deputi IV Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum menanggapi fenomena bunuh diri yang dihadapi pemuda.
Dikutip dari rri.co.id, menurut Woro, saat ini tekanan yang dihadapi para pemuda semakin tinggi sehingga menyebabkan fenomena bunuh diri meningkat.
“Tekanan yang dihadapi para pemuda itu semakin tinggi ya dengan persaingan. Tidak hanya di kita saja, persaingan global dan sebagainya tuntutan-tuntutan itu mempengaruhi kesehatan jiwa dari anak-anak muda kita,” kata Woro dalam acara Deputi Meet The Press di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (7/10/2024).
Woro menilai, terkadang orang tua suka memberikan target-target yang seringkali tanpa disadari menjadi beban para pemuda. Target-target ini juga yang memberikan tekanan pada anak-anak muda.
“Belum lagi gaya hidup, gaya hidup ini juga mempengaruhi. Jadi melihat temannya seperti ini, itu, saya tidak, ini kan artinya ada pengaruh dari sisi psikologisnya juga,” ujarnya.
Woro mengatakan, masalah kesehatan jiwa di Indonesia saat ini terbilang sangat kompleks. Masalahnya bukan hanya pada diri anak yang tidak memiliki kemampuan, tapi lingkungan masyarakat dan teman juga ikut mempengaruhi tekanan-tekanan itu.
Terbaru, seorang mahasiswi berinisial E (18) ditemukan tewas di Gedung M Universitas Tarumanegara (Untar), Grogol, Jakarta Barat. Mahasiswi Untar diduga tewas akibat bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 pada Jumat, 4 Oktober 2024.