PERISTIWA

Banyak Warga Trenggalek Belum Patuhi Marka dan Rambu Lalu Lintas

×

Banyak Warga Trenggalek Belum Patuhi Marka dan Rambu Lalu Lintas

Sebarkan artikel ini
Petugas saat menggelar operasi patuh semeru dengan langkah preemtif, prefentiv maupun penegakan hukum atau represif

SUARATRENGGALEK.COM – Masyarakat pelanggar marka dan rambu lalu lintas dalam operasi patuh semeru 2024 masih menjadi angka teratas dalam dua pekan pelaksanaannya.

Hal itu disampaikan Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranu Dikarta melalui Kasatlantas AKP Mulyani kepada awak media.

“Dalam operasi ini kami menerapkan pola preemtif, prefentiv maupun penegakan hukum atau represif,” tutur AKP Mulyani, Selasa (30/7/2024).

Disampaiakan AKP Mulyani bahwa selama operasi patuh semeru 2024 berlangsung, setidaknya terdapat 571 pelanggar yang terjaring dan mendapatkan sanksi Tilang.

Angka tersebut merupakan komulatif dari ETLE maupun penindakan manual. Pelanggaran tertinggi adalah pelanggaran marka/rambu sebanyak 403 pelanggar.

“Bahkan berkendara dibawah umur 75 pelanggar, tidak menggunakan helm SNI 44 pelanggar,” ungkap AKP Mulyani.

Selain itu juga ada pelanggar lampu lalu lintas 23 pelanggar, tidak menggunakan safe belt 8 pelanggar, muatan 4 pelanggar, tidak sesuai spektek 2 pelanggar dan pelanggaran lain-lain berupa kelengkapan berkendara seperti surat-surat dan SIM sebanyak 12 pelanggar.

Dari keseluruhan pelanggar tersebut, 526 diantaranya adalah pengguna sepeda motor, disusul mobil pribadi sebanyak 30, mobil penumpang 14 dan bus sebanya 1 pelanggar.

“Untuk aspek profesi, karyawan/swasta masih mendominasi mencapai 400 pelanggar,” ungkap AKP Mulyani menuturkan.

Juga tersapat, pelajar sebanyak 84 pelanggar, PNS/ASN 48 pelanggar, pengemudi atau sopir 18 pelanggar dan profesi lain sebanyak 21 pelanggar.

Sedangkan untuk laka lantas selama operasi patuh semeu 2024 berlangsung, terjadi sebanyak 15 kali dengan korban luka ringan sebanyak 21 orang.

Dari angka tersebut, 8 orang diantaranya adalah berprofesi karyawan atau swasta, pelajar atau mahasiswa 6 orang dan profesi lain 7 orang.

Untuk laka lantas sebagian besar melibatkan sepeda motor sebanyak 21 unit, mobil barang 3 unit dan mobil penumpang 1 unit.

“Angka ini turun 40 persen jika dibandingkan dengan 14 hari sebelum operasi dimana terjadi 25 kali laka lantas,” jelasnya.

Demikian pula pada Operasi Patuh Semeru tahun 2023 yang lalu mencapai 17 kali atau turun 11 persen.

Meski Operasi Patuh Semeru 2024 ini telah berakhir, bukan berarti upaya kita dalam mengelola Kamseltibcarlantas menjadi kendaor.

Sebaliknya, jajaran akan lebih intensifkan baik melalui langkah preemtif, preventif maupun represif sehingga kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas semakin meningkat.

“Dengan harapan angka pelanggaran dan kecelekaan lalu lintas juga semakin menurun,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *