SUARA TRENGGALEK – Kabupaten Trenggalek mengalami 53 kejadian bencana alam sejak Januari hingga pertengahan Maret 2025. Bencana tersebut tersebar di 13 kecamatan dan 43 desa/kelurahan, meliputi banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan gelombang tinggi.
Berdasarkan data terbaru dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Trenggalek per 15 Maret 2025, banjir terjadi di dua lokasi, yakni Kecamatan Trenggalek dan Kecamatan Pogalan.
Di Kelurahan Sumbergedong, banjir setinggi 50 cm merendam sekitar 30 rumah. Sementara itu, di Desa Ngadirjo, Kecamatan Pogalan, ketinggian air mencapai 10–40 cm.
Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono, menjelaskan bahwa tanah longsor juga terjadi di dua titik. Di Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo, longsor mengakibatkan robohnya rumpun bambu yang menghalangi jalan dan mengganggu arus lalu lintas.
Sedangkan di Desa Tangkil, Kecamatan Panggul, longsor menimpa dinding rumah seorang warga bernama Miskam. Selain itu, cuaca ekstrem juga menyebabkan pohon tumbang di beberapa wilayah.
“Di Kecamatan Tugu, sebuah pohon tumbang di Desa Gondang menimpa kabel listrik, mengakibatkan gangguan aliran listrik bagi warga sekitar,” ungkapnya.
Dalam pananganannya, BPBD bersama Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) Multisektor, TNI, Polri, dan stakeholder terkait telah melakukan pembersihan material longsor dan pohon tumbang.
Juga melakukan pendistribusian bantuan logistik juga dilakukan untuk warga terdampak bencana. Pihaknya juga terus melakukan asesmen di lapangan dengan melibatkan dinas teknis terkait guna memastikan kondisi terkini serta langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.
“Langkah tanggap darurat terus kami lakukan demi meminimalisir dampak bencana dan memastikan keselamatan warga,” ujar St Triadi Atmono.