PERISTIWA

Wilayah Trenggalek Diprediksi Hujan Sedang Hingga Lebat Disertai Petir Sepekan Depan

×

Wilayah Trenggalek Diprediksi Hujan Sedang Hingga Lebat Disertai Petir Sepekan Depan

Sebarkan artikel ini
Trenggalek
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono saat menyampaikan perkiraan cuaca.

SUARA TRENGGALEK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi setelah BMKG memprediksi peningkatan intensitas hujan di Jawa Timur, termasuk Trenggalek.

Cuaca di Trenggalek

“Prakiraan BMKG sampai tanggal 9 November dimungkinkan masih ada peningkatan hujan, baik hujan sedang hingga lebat disertai petir,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, Jumat (5/11/2025).

Triadi juga menyebutkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir berpotensi memicu banjir, banjir luapan, tanah longsor, cuaca ekstrem, hingga pohon tumbang.

“Makanya yang perlu kita antisipasi adalah banjir, banjir luapan, tanah longsor, cuaca ekstrem, bahkan sampai pohon tumbang,” ujarnya.

Mitigasi Bencana

Sebagai langkah mitigasi, disampaikan Triadi bahwa BPBD telah berkolaborasi dengan sejumlah instansi melakukan perampingan pohon dan pembersihan ranting yang membahayakan. BPBD juga menyiapkan penanganan di titik rawan longsor.

Lebih lanjut, BPBD Provinsi Jawa Timur juga telah memberikan dukungan berupa pemasangan sistem peringatan dini (EWS) tanah longsor di Dusun Kajar, Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo.

“Insyaallah besok Sabtu, tanggal 6 Desember, kalau tidak ada kendala akan segera dipasang EWS,” katanya. Selain itu, alat serupa juga telah dipasang di Desa Depok Bendungan dan Timahan, Kecamatan Kampak.

Waspada Gelombang Tinggi

Triadi juga mengimbau warga pesisir selatan mewaspadai potensi gelombang tinggi di Samudra Hindia. Ia meminta nelayan rutin memperbarui informasi cuaca dari BMKG.

Dirinya menyebut nelayan juga telah mendapat pembekalan melalui Sekolah Lapang Cuaca yang digelar BMKG, sementara di Panggul juga diselenggarakan Sekolah Lapang Gempa Bumi.

“Ilmu-ilmu itu untuk melatih kesiapsiagaan kita kalau sewaktu terjadi, kita bisa memitigasi atau mengurangi risiko bencana,” ujarnya.

Desa Tangguh dan Tim Reaksi Cepat

Untuk wilayah perdesaan maupun perkotaan, BPBD mengandalkan 107 tim reaksi cepat penanggulangan bencana serta forum pengurangan risiko bencana. Selain itu, unsur Tagana dan relawan lain juga terlibat dalam kesiapsiagaan.

Triadi kembali menjelaskan bahwa desa-desa tangguh bencana telah memiliki peta kerawanan hingga tingkat RT dan RW, termasuk informasi nomor darurat.

“Jika di salah satu desa keseringannya terjadi apa?, bagaimana cara kita mengantisipasi kerawanan mulai dari RT, RW dan sebagainya,” katanya.

Diimbuhkan Triadi, BPBD juga telah membuka pos antisipasi untuk 20 desa di Kecamatan Dongko, Panggul dan Munjungan.

Meski belum seluruh desa menjadi desa tangguh bencana, BPBD memprioritaskan wilayah dengan frekuensi kejadian bencana yang lebih tinggi.

“Jadi sudah ada desa tangguh bencana, meskipun belum menyeluruh semuanya, tapi telah ada prioritas desa-desa yang sering terjadi bencana.