SUARA TRENGGALEK – Anggota DPR RI Komisi VII sekaligus Bunda Guru Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengecam keras insiden penganiayaan terhadap guru SMP Negeri 1 Trenggalek oleh keluarga wali murid yang terjadi pada Jumat pekan lalu.
Legislator perempuan satu-satunya dari Dapil Jawa Timur VII itu menegaskan bahwa guru bukan hanya pendidik, tetapi juga pilar kebangsaan yang berperan penting dalam menanamkan nilai keilmuan dan karakter generasi penerus bangsa.
“Ketika guru dipukul karena menegakkan aturan sekolah, maka yang diserang bukan hanya individu, tapi martabat pendidikan dan masa depan anak-anak kita,” tegas Novita, Selasa (4/11/2025).
Politisi PDI Perjuangan itu juga meminta aparat penegak hukum dan pemerintah daerah bertindak tegas tanpa pandang bulu terhadap pelaku kekerasan, termasuk jika dilakukan oleh orang tua siswa.
“Pendidikan adalah domain yang sangat krusial. Bila disiplin guru di sekolah gampang dipukul balik, maka siapa yang berani mendidik anak bangsa? Ini soal keberlanjutan bangsa kita,” ujarnya.
Novita juga mendorong pemerintah daerah bersama Dinas Pendidikan memperkuat sistem perlindungan bagi guru serta meningkatkan edukasi bagi orang tua siswa agar memahami hak dan kewajiban mereka di lingkungan sekolah.
“Sekolah bukan arena tawar-menawar kekuasaan antara guru dan wali murid. Sekolah adalah institusi negara yang memberikan layanan penting bagi masa depan anak-anak kita,” tandasnya.
Sebagai Bunda Guru Trenggalek, Novita menyampaikan dukungan moral penuh kepada guru korban dan seluruh tenaga pendidik.
Ia berkomitmen memperjuangkan penguatan perlindungan hukum bagi guru di tingkat nasional serta kemudahan akses mekanisme pengaduan kekerasan di sekolah.
“Saya berdiri bersama guru-guru Trenggalek. Ini bukan hanya soal satu orang dipukul. Ini soal generasi yang berhak merasakan pendidikan layak. Jika kita biarkan, kekerasan kecil hari ini bisa membesar menjadi budaya ketidakadilan besar esok hari,” tegasnya.
Diketahui, guru seni budaya SMPN 1 Trenggalek, Eko Prayitno, dianiaya oleh keluarga salah satu siswa usai menyita ponsel siswa sesuai aturan sekolah. Aksi kekerasan itu kini telah ditangani aparat kepolisian.











