KESEHATAN

Perempuan Dominasi Pasien Poli Jiwa di Trenggalek, Dipicu Ekonomi Hingga Adu Gengsi

×

Perempuan Dominasi Pasien Poli Jiwa di Trenggalek, Dipicu Ekonomi Hingga Adu Gengsi

Sebarkan artikel ini
Perempuan pasien poli jiwa Trenggalek
Istimewa

SUARA TRENGGALEK – Tahun 2024 pasien yang berobat ke poli jiwa RSUD dr. Soedomo Trenggalek meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yakni 2023. Tahun 2023 ada 7.007 orang, sedangkan tahun 2024 ada 7.089 pasien.

Dari jumlah tersebut mayoritas pasien adalah kaum perempuan. Karena data menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan berlebihan. 

Dokter Spesialis Jiwa RSUD Trenggalek, dr. Yekti Nurhaeni mengatakan, berdasarkan data yang masuk di RSUD pasien poli jiwa tahun 2023 total 7.007, untuk pasien laki-laki ada 3.415 sedangkan pasien perempuan sebanyak 3.592.

“Sedangkan pada tahun 2024 total pasien yang berobat ke poli jiwa ada 7.089, dengan rinian 3.498 pasien Laki-laki dan 3.591 pasien perempuan,” jelasnya, Senin (28/4/2025).

Menurut dr. Yekti untuk saat ini yang berobat ke poli jiwa tidak hanya perempuan dewasa yang karena faktor ekonomi dan lansia karena keluarga, namun juga banyak di usia remaja bahkan anak-anak.

Untuk anak-anak, banyak yang memiliki gangguan mental atau depresi karena kurang perhatian serta faktor bullying entah dari internal keluarga sendiri atau di sekolah

Ia juga menerangkan dari faktor media sosial juga dapat menyebabkan stres dan depresi, karena kenyataan dan realitanya berbeda. Selain itu juga masalah gengsi dan banyak keinginan hingga gampang terpengaruh.

“Untuk yang mencolok saat ini merupakan para remaja, banyak terjadi karena faktor media sosial karena adu gengsi,” ungkapnya.

dr. Yekti lebih lanjut menerangkan jika terdapat beberapa pasien, para remaja sering adu gengsi hingga outfit, karena kalau tidak setara dikucilkan. Apalagi takut ketinggalan trend dengan teman-temannya.

Dari berbagai faktor itu, sangat besar sekali efeknya terhadap mental buat si remaja itu. Terus efek dari dari bullying juga mengakibatkan depresi tidak mau sekolah atau mungkin minder.

“Banyak yang sudah mengalami cemas ringan karena mentalnya, terus depresi hingga tidak sekolah. Bahkan juga ada karena faktor prestasi di sekolah menurun,” pungkasnya.