SUARA TRENGGALEK – Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan suci penuh berkah, di mana setan-setan dikabarkan dibelenggu. Namun, realitasnya, tindak kejahatan masih kerap terjadi. Mengapa demikian?
Menurut para ulama, selama sebelas bulan sebelum Ramadan, setan berusaha menggodai manusia dan membentuk kebiasaan buruk. Saat Ramadan tiba dan setan dibelenggu, manusia yang telah terbiasa berbuat maksiat bisa saja terus melakukannya tanpa perlu godaan langsung.
Selama 11 bulan dikader, kemudian 1 bulan dilepas tanpa godaan. Ada yang kembali baik, tapi ada juga yang tetap berbuat dosa, menunjukkan keberhasilan setan selama 11 bulan menggoda manusia.
Orang yang masih bermaksiat saat Ramadan, seperti meninggalkan puasa atau sengaja melanggar aturan agama, disebut sudah menjadi kader setan. Mereka berperilaku buruk tanpa perlu bisikan karena kebiasaan tersebut telah mengakar kuat.
Tiga Kebahagiaan Ramadhan
Meski demikian, Ramadan juga membawa tiga kebahagiaan besar bagi umat Muslim:
Kebahagiaan saat berbuka puasa : Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, berbuka menjadi momen yang dinanti dengan penuh syukur.
Kebahagiaan saat Hari Raya Idulfitri : Setelah berhasil menyelesaikan puasa Ramadan, umat Islam merayakan kemenangan spiritual dengan suka cita, sesuai anjuran Rasulullah SAW.
Kebahagiaan bertemu Allah di akhirat : Puncak kebahagiaan adalah ketika amal ibadah di dunia mengantarkan seseorang bertemu dengan Sang Pencipta dan merasakan surga-Nya.
Sambut Ramadhan dengan Kebahagiaan
Dengan memahami makna dan tantangan Ramadan, umat Islam diajak menyambut bulan ini dengan penuh kebahagiaan dan husnudzon kepada Allah SWT. Menjalankan ibadah dengan ikhlas dan konsisten menjadi kunci meraih keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.
Mari jadikan Ramadan sebagai momentum refleksi dan perbaikan diri. Tingkatkan keimanan dan kuatkan tekad untuk melawan hawa nafsu, agar kita benar-benar menjadi pribadi yang kembali fitrah saat Idulfitri tiba.