SUARA TRENGGALEK – Hujan deras yang memicu tanah di lokasi miring atau bukit hingga memicu bencana alam tanah longsor mengakibatkan puluhan warga mengungsi.
“Bencana alam yang saat ini terjadi berdampak pada lima kecamatan dan tujuh desa,” ungkap Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono, Kamis (19/12/2024).
Ia juga menerangkan wilayah yang terdampak meliputi Desa Pucanganak di Kecamatan Tugu, Desa Kayen di Kecamatan Karangan, serta tiga desa di Kecamatan Suruh yakni Desa Ngrandu, Desa Ngelebo, dan Desa Gamping.
Selain itu, Desa Ngadimulyo di Kecamatan Kampak dan Desa Pakel di Kecamatan Watulimo juga mengalami kerusakan akibat tanah longsor.
“Pada situasi ini, kami bersama sejumlah pihak segera melakukan berbagai upaya penanganan,” ucapnya.
Langkah-langkah yang diambil disampaikan Triadi antara lain melakukan kaji cepat untuk menilai dampak bencana dan kebutuhan warga terdampak, mendistribusikan bantuan logistik, menyiapkan lokasi pengungsian, dan menggelar kerja bakti pembersihan material longsor.
“Pengerahan alat berat seperti excavator juga dilakukan untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor,” paparnya.
Selain itu, diimbuhkan Triadi beberapa warga terpaksa mengungsi lantaran kondisi yang tidak memungkinkan apabila mereka tetap berada di rumah yang ada di wilayah terdampak bencana tersebut.
“Beberapa warga terpaksa mengungsi ke rumah saudara atau lokasi pengungsian yang telah disiapkan,” ujar Triadi.
Hingga kini, pihaknya masih terus mengumpulkan data terkait jumlah korban terdampak serta kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini. Meski kondisi cuaca sudah mulai membaik, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di kawasan rawan longsor. BPBD juga mengingatkan warga untuk mematuhi arahan tim tanggap darurat guna menghindari risiko bencana yang lebih besar.
Diharapkan, langkah tanggap darurat yang dilakukan dapat mempercepat proses pemulihan dan meminimalkan dampak lebih lanjut dari bencana ini.