BISNIS

Industri Apresiasi Kepemimpinan Prabowo dalam Kesepakatan Dagang dengan AS

×

Industri Apresiasi Kepemimpinan Prabowo dalam Kesepakatan Dagang dengan AS

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo Subianto resmikan Dagangan Indonesia
Presiden Prabowo Subianto

SUARA TRENGGALEK – Pelaku industri nasional menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai kesepakatan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan tersebut dinilai menguntungkan ekspor produk Indonesia ke pasar AS.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan hasil kesepakatan itu melalui akun Truth Social dan Instagram resmi Gedung Putih. Trump menyebut, kesepakatan tercapai melalui komunikasi langsung antara dirinya dan Presiden Prabowo.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pelaku industri menyambut baik capaian tersebut karena menunjukkan keberpihakan Presiden terhadap kepentingan industri nasional.

“Capaian Bapak Presiden Prabowo adalah bukti kepemimpinan beliau dalam membela industri nasional,” ujar Agus di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, tarif hasil negosiasi itu lebih menguntungkan dibandingkan negara pesaing, sehingga memperkuat daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor, khususnya AS.

“Penyesuaian tarif Amerika terhadap produk kita akan langsung berdampak pada utilisasi industri dalam negeri,” tambahnya.

Agus menyebut kesepakatan ini berpotensi meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, akan memperkuat struktur industri nasional secara keseluruhan.

Ia mencatat, 20 persen output sektor manufaktur nasional ditujukan untuk pasar ekspor, dengan AS menjadi salah satu tujuan utama. Sepanjang 2024, ekspor Indonesia ke AS mencapai 26,31 miliar dolar AS atau 9,94 persen dari total ekspor nasional sebesar 264,7 miliar dolar AS.

Tingkat utilisasi industri pada 2024 tercatat sebesar 65,3 persen. Agus menyebut angka itu masih dapat ditingkatkan menyusul kesepakatan tarif baru yang dicapai.

“Surplus perdagangan Indonesia-AS sebesar 14,34 miliar dolar pada 2024 menunjukkan potensi besar yang bisa terus ditingkatkan,” ujarnya.

Sektor industri padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan pakaian jadi diproyeksikan menjadi penerima manfaat langsung dari kesepakatan tarif tersebut.

“Kesepakatan ini akan mendorong penyerapan tenaga kerja lebih luas di sektor padat karya,” tegas Agus.

Selain kesepakatan dengan AS, pelaku industri juga menyambut baik penyelesaian perjanjian dagang Indonesia-European Union CEPA. Menurut Agus, perjanjian itu membuka peluang ekspor ke pasar Eropa secara lebih kompetitif.

“Perjanjian IEU-CEPA sangat dibutuhkan industri untuk bersaing di pasar Eropa,” katanya.

Ia menilai keberhasilan Presiden Prabowo dalam dua kesepakatan dagang besar menjadi tonggak sejarah bagi penguatan industri nasional.

“Kami yakin industri manufaktur Indonesia akan lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing tinggi ke depan,” pungkasnya.