SUARA TRENGGALEK – Indonesia kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional dengan penetapan dua geopark sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks. Kedua geopark tersebut adalah Geopark Kebumen di Jawa Tengah dan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.
Penetapan ini diumumkan oleh Dewan Eksekutif UNESCO pada Jumat (17/4/2025), bersama dengan 14 situs lainnya dari berbagai negara. Dengan penambahan ini, jumlah geopark dalam jaringan UNESCO Global Geoparks kini mencapai 229 situs yang tersebar di 50 negara.
“Geopark menjadi mercusuar pembangunan berkelanjutan, konservasi, dan edukasi. Ini menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat berjalan beriringan,” ujar Audrey Azoulay, Director-General UNESCO.
Penetapan ini juga menandai satu dekade berdirinya UNESCO Global Geoparks sejak 2015. Geopark bukan hanya sarana pelestarian warisan geologi, tetapi juga simbol pembangunan berkelanjutan yang menghubungkan pelestarian lingkungan, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Keunikan Geopark Kebumen
Geopark Kebumen dikenal dengan kekayaan geologi yang luar biasa, termasuk formasi batuan tertua di Pulau Jawa. Salah satu situs penting di kawasan ini adalah Karangsambung, yang menunjukkan proses tabrakan antara lempeng samudra dan benua. Batuan yang muncul di permukaan menjadi bukti nyata teori tektonik lempeng.
Geopark ini juga menyimpan fosil ekosistem laut purba, gua, dan sungai bawah tanah yang unik. Salah satu program konservasi penting adalah perlindungan penyu di pantai-pantai seperti Jogosimo, Tambak Mulyo, dan Lembu Purwo.
Dalam aspek budaya, Geopark Kebumen melestarikan tradisi menganyam daun pandan melalui program Jiemat di Desa Wonorejo, yang mengenalkan keterampilan ini kepada anak-anak sekolah. Selain itu, Forum Pemuda Inovatif Kebumen juga memberikan pelatihan pemasaran digital kepada para perajin lokal.
Keistimewaan Geopark Meratus
Sementara itu, Geopark Meratus memiliki sejarah geologi yang berasal dari periode Jurassic, sekitar 201 hingga 145 juta tahun lalu. Kawasan ini dikenal sebagai lokasi ofiolit tertua di Indonesia dan mengandung potensi berlian.
Geopark Meratus juga menjadi rumah bagi spesies langka seperti anggrek bulan, anggrek tebu, dan bekantan. Bekantan, yang sempat terancam punah, kini menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan berkat upaya pemulihan habitat bakau.
Kawasan ini juga kaya dengan tradisi masyarakat adat Banjar dan Dayak, yang masih menjaga budaya mereka. Salah satunya adalah pasar terapung Lok Baintan yang menggunakan perahu jukung. Selain itu, transportasi bambu tradisional Dayak, yaitu Balanting Paring, juga dilestarikan.
Pengembangan Geopark di Dunia
Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga memperoleh status geopark baru tahun ini, antara lain Tiongkok, Korea Utara, Ekuador, Italia, Norwegia, dan Korea Selatan. Negara-negara seperti Arab Saudi, Spanyol, Britania Raya, dan Vietnam juga menambah jumlah geopark di jaringan ini.
UNESCO juga mendorong pengembangan geopark di wilayah yang masih minim, terutama di Afrika, negara-negara Arab, dan Negara Berkembang Pulau Kecil.