SUARA TRENGGALEK – Kontingen Kabupaten Trenggalek menempati posisi juru kunci dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025, setelah hanya mampu meraih 3 medali emas, 4 perak dan 4 perunggu.
Perolehan tersebut menjadi yang terburuk sepanjang keikutsertaan Trenggalek dalam ajang olahraga tingkat provinsi itu. Sebelumnya, Trenggalek masih menempati peringkat ke-36 dalam Porprov edisi sebelumnya.
Wakil Ketua Umum KONI Trenggalek, Adit Suparno mengakui sejumlah faktor menjadi penyebab merosotnya prestasi atlet. Ia menyebut keterbatasan sarana dan prasarana menjadi kendala utama dalam proses pembinaan.
“Banyak fasilitas yang tidak standar, sehingga sulit mendukung peningkatan kualitas latihan atlet,” kata Adit saat ditemui usai rapat evaluasi sementara, Minggu (7/7/2025).
Selain persoalan infrastruktur, Adit juga menyoroti banyaknya atlet asal Trenggalek yang pindah ke daerah lain karena tergiur fasilitas dan bonus yang lebih baik.
“Atlet kita banyak yang pindah karena ditawari sesuatu. Ini tantangan besar, terutama untuk cabang olahraga unggulan yang selama ini jadi lumbung medali,” ujarnya.
Sebagai langkah perbaikan, Adit mengatakan akan mengumpulkan seluruh ketua cabang olahraga (cabor) untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Seleksi atlet untuk Porprov ke depan juga akan diperketat.
“Cabor unggulan tetap diprioritaskan, tapi atlet harus punya catatan minimal masuk semifinal di kejurprov atau kejurda. Popda belum bisa dijadikan rujukan utama karena levelnya berbeda,” jelas Adit.
Ia juga berharap Pemerintah Kabupaten Trenggalek memberikan dukungan lebih terhadap pembinaan olahraga, terutama dalam hal penyediaan fasilitas latihan yang layak.
“Kalau ingin prestasi naik, pembinaan harus didukung penuh. Tanpa sarpras yang memadai, akan sulit bersaing dengan daerah lain,” tambahnya.