BISNIS

Investasi Trenggalek Berpotensi Membuka Lapangan Pekerjaan

×

Investasi Trenggalek Berpotensi Membuka Lapangan Pekerjaan

Sebarkan artikel ini
Investasi Trenggalek
Kepala Dinas PTSP saat menyampaikan laju pertumbuhan investasi di Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Empat sektor unggulan menjadi penopang utama pertumbuhan investasi di Kabupaten Trenggalek sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Trenggalek, Edi Santoso, menyebutkan sektor tersebut meliputi sektor hijau, sektor biru, pariwisata, dan utilitas.

“Tren investasi harus terus dijaga agar tetap tumbuh, karena investasi merupakan salah satu faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi. Meski ada fluktuasi tahunan, dalam jangka panjang harus tetap meningkat,” ujar Edi, Senin (16/6/2025).

Menurutnya, sektor hijau meliputi industri hilirisasi produk cengkeh dan porang yang banyak menyerap tenaga kerja karena sifatnya padat karya. Tahun ini, setidaknya ada tiga pabrik baru yang mengajukan izin untuk memproduksi rokok kretek.

Sektor biru ditandai dengan pembangunan pabrik fillet ikan patin dan pengembangan cold storage di kawasan Pantai Prigi oleh investor swasta.

Di sektor pariwisata, Pemkab Trenggalek tengah menjajaki kerja sama pengelolaan Kolam Renang Teratai Jwalita dan Rumah Coklat, serta penjajakan investasi dari Graha Krisna milik Aji Krisna dari Bali.

Sementara sektor utilitas didominasi oleh pembangunan gudang logistik serta sarana pengolahan limbah B3. Salah satu proyek strategis tahun ini adalah pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PLTSa) yang dikerjakan bersama PT Concentrix Industri Indonesia dan mitra dari Amerika Utara.

Namun demikian, Edi mengakui terdapat sejumlah hambatan yang dihadapi investor, terutama soal penyesuaian tata ruang yang masih mengacu pada RTRW tahun 2012.

“RTRW kita sudah 13 tahun belum direvisi. Ini menjadi kendala karena banyak perubahan landscape. Ketika tidak sesuai, investor harus cari lokasi lain,” jelasnya.

Selain itu, sistem perizinan online juga dinilai kurang fleksibel, terutama untuk komunikasi langsung dan penanganan gangguan sistem. Ia berharap kewenangan perizinan tertentu bisa dilimpahkan ke pemerintah daerah agar lebih efisien.

Terkait tren investasi, Edi menyampaikan bahwa dari 2023 ke 2024 terjadi peningkatan investasi dari Rp542 miliar menjadi Rp580 miliar. Sektor industri, perdagangan, pertanian, dan pariwisata menjadi kontributor utama. Target investasi tahun 2025 pun dipatok pada angka yang sama, yakni sekitar Rp580 miliar.