SUARA TRENGGALEK – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Trenggalek menggelar tasyakuran atas penetapan tiga tokoh asal Jawa Timur sebagai pahlawan nasional. Ketiga tokoh itu ialah Syaikhona Muhammad Kholil, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Marsinah.
Ketua DPC PKB Trenggalek, Sukarodin mengatakan ketiganya merupakan sumber inspirasi bagi masyarakat Indonesia. “Syukuran kali ini kita mensyukuri dianugerahkannya pahlawan nasional. Tiga tokoh beliau-beliau itu adalah sumber inspirasi bagi umat dan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Sukarodin menilai penetapan Marsinah sebagai pahlawan nasional memiliki pesan penting tentang keberpihakan kepada buruh. Ia menyebut Marsinah, buruh yang hidup pada masa 1969–1993, tetap memperjuangkan nasib pekerja meski berasal dari keluarga sederhana.
“Beliau ke sana ke mari mengadvokasi para buruh yang ditangkap pada masa itu, sampai akhirnya dua hari kemudian beliau ditemukan meninggal dengan kondisi wajah tidak karuan,” katanya.
Ia juga menegaskan pemerintah harus menindaklanjuti penetapan Marsinah sebagai pahlawan nasional dengan memastikan pekerja memperoleh jaminan sosial dan kesejahteraan yang layak.
“Tidak boleh satu pun para pekerja kita tanpa ada jaminan kecelakaan kerja atau jaminan ketenagakerjaan. Ini mesti dipastikan semuanya mendapatkan,” tegasnya.
DPC PKB juga memberi tugas kepada 11 anggota fraksi PKB di DPRD Trenggalek untuk memperjuangkan isu ketenagakerjaan, termasuk UMR dan perlindungan buruh.
Terkait Syaikhona Kholil, Sukarodin menyebut ulama kelahiran 1820 itu adalah sosok alim yang menjadi inspirasi perjuangan kemerdekaan. “Syekh Hasyim Asy’ari pun berguru kepada beliau di Bangkalan,” ujarnya.
Sementara mengenai Gus Dur, Sukarodin menegaskan bahwa Presiden RI ke-4 itu bukan hanya pendiri PKB, tetapi juga tokoh yang dihormati lintas agama. Ia menyebut keteladanan Gus Dur tetap memberi manfaat bagi masyarakat hingga kini.
“Beliau sudah wafat, tapi memberikan kehidupan kepada ribuan orang. Coba kita lihat di sekitar makam beliau, banyak pedagang yang menggantungkan ekonomi di sana. Para travel ziarah juga ikut mendapat rezeki,” katanya.
Menurutnya, ketokohan Gus Dur yang dijuluki “Guru Bangsa” lahir dari keteladanan dan sikapnya yang inklusif. “Gus Dur menjadi teladan semua. Maka dijadikan guru bangsa karena keteladanan beliau,” pungkasnya.











