SUARA TRENGGALEK – Bencana tanah gerak kembali mengancam permukiman warga di Desa Dawuhan, Kecamatan Trenggalek. Hingga Selasa (27/5/2025), sedikitnya 100 kepala keluarga (KK) terdampak dan terpaksa mengungsi saat hujan deras melanda.
Retakan tanah mulai terlihat di sejumlah lahan milik warga. Beberapa titik bahkan mengalami amblesan sedalam lebih dari 1,5 meter. Kondisi diperparah karena titik retakan berada di atas kawasan permukiman, sehingga berisiko longsor jika curah hujan tinggi.
Kepala Desa Dawuhan, Kasanudin, menyebut ada lima rukun tetangga (RT) yang berada di zona rawan, yakni RT 4, 13, 14, 15, dan 16.
“Yang sangat memprihatinkan itu di RT 15 dan 16. Retakan tanah terjadi di banyak titik, bahkan lahan warga yang terdampak lebih dari satu hektare,” ujarnya.
Menurutnya, retakan sudah mulai muncul sejak beberapa waktu lalu. Namun, amblesan terparah terjadi pada Kamis (22/5/2025). Pemerintah desa pun telah mengimbau warga untuk mengungsi saat hujan deras turun.
“Alhamdulillah, sebelumnya warga enggan mengungsi, tapi sekarang sudah mau pindah ke tempat yang lebih aman. Salah satu titik pengungsian yang digunakan adalah balai desa,” jelasnya.
Hingga saat ini, lebih dari 300 jiwa tercatat mengungsi secara mandiri untuk menghindari potensi bencana susulan. Pemerintah desa juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna menyiapkan bantuan logistik dan langkah penanganan lebih lanjut.