PERISTIWA

Wilayah Longsor Depok Trenggalek Masuk Zona Rawan

×

Wilayah Longsor Depok Trenggalek Masuk Zona Rawan

Sebarkan artikel ini
BPBD Trenggalek
Kalaksa BPBD Trenggalek saat menunjukkan titik lokasi longsor di Desa Depok.

SUARA TRENGGALEK – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan lokasi longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek masuk dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi.

Penilaian tersebut didasarkan pada hasil penyelidikan di dua dusun terdampak, yaitu Dusun Banaran dan Dusun Kebonagung. Alhasil dari penilaian tersebut direkomendasikan untuk dilakukan relokasi.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Stefanus Triadi mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan kawasan tersebut rawan longsor. Salah satunya adalah dominasi batuan vulkanik tua yang telah mengalami pelapukan lanjut.

“Hal ini menghasilkan tanah dengan fraksi lempung tinggi. Di bawahnya terdapat lava dan breksi yang masih segar dan keras,” jelas Triadi, Selasa (5/8/2025).

Ia menambahkan, rembesan air yang muncul di antara tanah pelapukan dan batuan keras di atasnya memicu terbentuknya bidang gelincir. Curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama juga turut memperparah kondisi tersebut.

BPBD menyebut wilayah terdampak longsor masih berpotensi mengalami longsor susulan. “Masih banyak material longsoran lama maupun baru berupa tanah, batuan, dan sisa tanaman yang mengendap di atas lereng,” kata Triadi.

Atas kondisi itu, Badan Geologi merekomendasikan relokasi warga. Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyiapkan lokasi relokasi di lahan milik Perhutani, Petak 44 A dan 44 B, masih berada di Desa Depok.

“Lokasi ini sudah diperiksa dan dinyatakan layak dengan beberapa rekomendasi penyesuaian,” ujarnya.

Diimbuhkan Triadi, pemilihan lokasi tersebut juga mempertimbangkan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari permukiman asal warga, sehingga tidak mengganggu aktivitas dan mata pencaharian mereka.

Sebelumnya, bencana tanah longsor yang terjadi pada Senin (19/5/2025) menyebabkan lima rumah warga di Desa Depok rata dengan tanah. Enam orang dilaporkan tertimbun material longsor dan ditemukan meninggal dunia setelah proses pencarian selama enam hari.