PERISTIWA

Warga Ngantru Diduga Keracunan Makanan Saat Hajatan, 1 Orang Meninggal Dunia

×

Warga Ngantru Diduga Keracunan Makanan Saat Hajatan, 1 Orang Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

SUARA TRENGGALEK – Dugaan peristiwa keracunan makanan dialami sejumlah warga RT 21 RW 07 Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek.

Hasil konfirmasi awak media kepada Humas RSUD Dr.Soedomo Trenggalek melalui sambungan telepon, sebanyak tujuh warga harus dirawat ke RSUD Dr. Soedomo pasca warga menghadiri acara hajatan.

Sujiono selaku Humas RSUD Dr. Soedomo Trenggalek mengatakan bahwa, RSUD Dr. Soedomo pada Jumat (11/10/2024) menerima pasien dari RT 21 RW 07 Kelurahan Ngantru N (47) dengan mengalami keluhan muntah dan diare mendadak.

“Pasien datang langsung ke IGD dengan kesadaran menurun, setelah dilakukan tindakan pemeriksaan lebih lanjut, pasien ini butuh perawatan HCU,” ungkap Sujiono.

Ia juga menerangkan, karena kondisi pasien tetap menurun kemudian dipindahkan ke ruang ICU untuk melakukan perawatan lebih lanjut. Namun segala upaya dari dokter dalam pemantauan kesehatan, akhirnya pasien N (47) meninggal dunia.

Pasien N (47) bermula mendatangi hajatan pada Rabu (09/10/2024) dengan makan yang disediakan panitia, kemudian Kamis (10/10/2024) pagi mengalami sakit perut dan sorenya diare dan muntah.

“Pasien meninggal memiliki riwayat hipertensi lama,” jelasnya.

Namun, untuk menentukan penyebabnya Sujiono memaparkan bahwa penyebab meninggalnya karena keracunan atau tidak hal itu menjadi ranah Dinas Kesehatan (Dinkes) karena harus ada pemeriksaan laboratorium.

Secara rinci dipaparkannya, pada Jumat (11/10/2024) sebanyak 3 pasien masuk IGD mengalami keluhan yang sama dari daerah Kelurahan Ngantru. Kemudian, pada Sabtu (12/10/2024) juga ada 4 pasien dengan keluhan yang sama.

“Untuk yang 6 pasien alhamdulillah sudah bisa dinyatakan sehat dan pulang. Namun, untuk 1 meninggal dunia,” ujarnya.

Sementara itu Soenarto Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek melalui pesan singkat menyampaikan bahwa hal itu masih ditangani.

“Kami sudah data, tangani kasus, sebagian dikirim ke RS [perawatan], sampel [makanan] proses pemeriksaan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *