SUARA TRENGGALEK – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Trenggalek, Edi Santoso menyebut sektor usaha mikro menjadi penopang penting perekonomian daerah.
Hal itu disampaikan saat menjelaskan peran dan perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Trenggalek. Serta peningkatan kelas yang telah diselesaikan.
Edi menjelaskan dalam hal ini bahwa kewenangan pemerintah daerah hanya mencakup usaha mikro. Namun, pihaknya tetap mengumpulkan data hingga skala kecil dan menengah untuk kebutuhan perencanaan dan pelaporan investasi.
“Untuk usaha mikro, itu yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Tapi data tetap kita explore sampai usaha kecil dan menengah agar tetap relevan dengan istilah UMKM,” ujarnya, Senin (23/6/2025).
Menurut data tahun 2024, Edi mengatakan kontribusi investasi dari sektor usaha mikro di Trenggalek mencapai Rp 281,8 miliar. Dari jumlah tersebut, sektor perdagangan menyumbang paling besar yakni 39%, disusul industri olahan 14,5%, kemudian pariwisata, pertanian, dan sektor lainnya.
“Usaha mikro memang bukan satu-satunya, tetapi menjadi penopang ekonomi yang sangat penting dan strategis bagi Trenggalek,” kata Edi.
Ia menambahkan, DPMPTSP juga terus mendorong pelaku UMKM untuk memiliki legalitas usaha melalui Nomor Induk Berusaha (NIB). Legalitas tersebut menjadi syarat penting agar UMKM bisa naik kelas dari sektor informal ke formal.
“Dengan legalitas, mereka bisa naik kelas. Selain itu, kami juga melakukan pendampingan dan pengawasan bersama beberapa OPD, serta mendukung promosi produk UMKM,” jelasnya.
Upaya lain yang dilakukan adalah menjalin kemitraan antara pelaku usaha mikro dengan usaha menengah dan besar, guna memperkuat kolaborasi dan membuka peluang kemitraan bisnis.
Terkait data UMKM yang naik kelas, Edi mengakui belum dapat dipotret secara menyeluruh. Hal ini karena pelaku usaha mikro dan kecil tidak diwajibkan melaporkan realisasi usahanya secara tahunan.
“Memang ada yang melapor, tapi karena tidak wajib, tidak semua terdata. Secara umum, ada yang berkembang, ada yang stagnan, dan ada juga yang mengalami kesulitan. Itu hal yang wajar dalam dunia usaha,” pungkasnya.