SUARA TRENGGALEK – Siswi N pemicu terjadinya penganiayaan terhadap guru seni budaya SMP Negeri 1 Trenggalek merupakan sosok yang tertutup dan kurang aktif dalam berinteraksi dengan teman sebayanya.
Dalam kasus yang saat ini ditangani Polres Trenggalek itu, dipicu karena penyitaan hp milik N oleh guru Eko Prayitno. Akibatnya, terjadi pemukulan terhadap guru tersebut oleh A yang merupakan kakak siswi N.
Kepala SMP Negeri 1 Trenggalek, Mokhamad Amir Mahmud menyampaikan tentang kepribadian siswi N cenderung tertutup dan kurang aktif dalam berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah.
Menurut Amir, berdasarkan informasi dari rekan-rekan siswa N di sekolah, siswi tersebut dikenal tidak terlalu mudah berbaur dalam pergaulan sehari-hari.
“Kalau kesehariannya, menurut informasi dari teman-teman, memang komunikasi dan sosialisasinya agak kurang normal, dalam arti tidak seperti teman-teman yang lain,” ujar Amir saat ditemui di sekolahnya, Jumat (7/11/2025).
Ia menambahkan, lingkungan pergaulan di SMPN 1 Trenggalek cukup beragam. Ada siswa dari berbagai latar belakang keluarga, termasuk dari kalangan pejabat juga hingga pengusaha sukses.
Perbedaan latar belakang ini, mungkin menurut Amir, bisa saja memengaruhi cara N beradaptasi dengan para siswa lainnya.
“Mungkin di daerah asalnya dia terbiasa menjadi anak yang paling menonjol atau memiliki kedudukan sosial tertentu karena latar belakang keluarga,” ucap Amir.
Diimbuhkannya, tapi di sini (sekolah) semua siswa sama, setara. Mungkin hal itu yang membuat komunikasi dengan teman-temannya tidak terlalu lancar.
Amir menuturkan, pada awal masuk sekolah di kelas VII, N sempat mendapatkan pendampingan dari guru Bimbingan Konseling (BK).
Pendampingan tersebut terkait masalah sosial dengan teman sebaya. Namun persoalan itu telah diselesaikan dengan baik.
“Dulu memang sempat ada masalah sosial, bukan pelanggaran berat. Tapi sudah diselesaikan melalui BK. Saat naik kelas VIII dan IX, komunikasi sudah baik dan tidak ada masalah lagi,” kata Amir.
Ia kembali menegaskan, sikap tertutup N masih tergolong wajar dan tidak sampai menimbulkan gangguan dalam proses belajar di sekolah.
“Masih dalam batas wajar, hanya ada kecenderungan agak berbeda dengan teman-teman sebaya yang lain,” pungkasnya.











