PENDIDIKAN

SDN 3 Sumurup Nihil Pendaftar, Korwilcam Sebut Dampak Relokasi Bendungan

×

SDN 3 Sumurup Nihil Pendaftar, Korwilcam Sebut Dampak Relokasi Bendungan

Sebarkan artikel ini
SD Negeri 3 Sumurup Trenggalek
Istimewa.

SUARA TRENGGALEK – SD Negeri 3 Sumurup di Kecamatan Bendungan menjadi satu-satunya sekolah dasar di Trenggalek yang tidak mendapatkan murid baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026.

Koordinator Wilayah Kecamatan (Korwilcam) Bendungan, Ali Mahmud, menyatakan kondisi ini bukan disebabkan rendahnya minat masyarakat, melainkan karena dampak relokasi akibat pembangunan Bendungan Bagong serta kendala teknis pada sistem pendaftaran pusat.

“Memang tahun ini SDN 3 Sumurup tidak mendapat murid baru. Tapi bukan karena minat rendah, melainkan ada beberapa kendala teknis dan sosial,” ujar Ali Mahmud, Senin (14/7/2025).

Ia menjelaskan, relokasi warga menjadi faktor utama. Banyak keluarga yang sebelumnya tinggal di sekitar sekolah terpaksa pindah akibat proyek nasional tersebut, sehingga tidak ada lagi calon siswa di wilayah tersebut.

“Wilayah sekitar sekolah memang terdampak proyek. Jadi banyak keluarga yang pindah, otomatis calon siswa pun tidak ada,” jelasnya.

Selain itu, menurut Ali, ada kendala dalam sistem pendaftaran dari jenjang PAUD ke SD. Beberapa anak sebenarnya siap masuk SD, tetapi terganjal aturan usia dalam sistem aplikasi pusat.

“Anak-anak usia PAUD sebetulnya sudah siap masuk SD, tapi terbentur sistem aplikasi pusat. Usia mereka belum memenuhi syarat berdasarkan juknis terbaru. Padahal semangat sekolah sudah tinggi,” imbuhnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Sukarodin, menyebut SDN 3 Sumurup sebagai salah satu sekolah yang terdampak langsung oleh proyek Bendungan Bagong.

“Karena di lingkungan sekolahan tersebut memang penduduknya pindah dikarenakan terdampak Bendungan Bagong,” kata Sukarodin dalam rapat kerja bersama Dinas Pendidikan.

Sukarodin juga meminta Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Trenggalek untuk segera melakukan pemetaan kondisi sekolah yang kekurangan siswa. Termasuk merumuskan rencana strategis untuk penggabungan sekolah apabila diperlukan.

“Kalau memang faktor penurunan jumlah anak usia sekolah, maka harus ada perencanaan untuk penggabungan,” tegas Sukarodin.